Mohon tunggu...
Suci Ramadhani
Suci Ramadhani Mohon Tunggu... Always Be Positif Think -

Kepercayaanku dalam sebuah keyakinan, seorang Adam yang meyakinkanku untuk mencintai dan dicintai.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"Makasih Pak Sopir"

5 April 2013   17:08 Diperbarui: 7 Agustus 2015   15:20 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hollywood, merupakan satu-satunya bioskop yang ada di kota kendari. Jadi wajarlah menjadi salah satu tempat untuk mengurangi kepenatan dalam rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 3:05 kumenulusuri jalan menuju angkot by pass, agar tak perlu lagi menambah ongkos ojek untuk menuju bioskop jika naik kendaraan angkot jalur utama kota. Sebenarnya sich jika dibandingkan kenyamanan sebagai penumpang lebih enakan naik angkot jalur utama, dibanding dengan angkot by pass. Sampailah tempat singgah sana angkot by pass, dan kunaiki angkot tersebut bersama teman2 saya…

Sms pun bercucuran ketika sesama sebaya janjian untuk nonton bareng, penumpang saat itu hanyalah sekitar 4 orang termasuk saya. 2 orangnya teman saya yang duduk di pojok belakang, saya ditengah dan satu penumpang cwo yang berumuran sekitar 19an lah duduk disamping pintu tepat di depan saya…

Cekiikiikan dan tawa pun menguasai angkot yang ditumpangi, dan tak bisa dipungkiri salah satu mulut teman saya tidak bisa diam, terkecuali disaat tidur, maklumlah masih ababil. Sesekali penumpang yang satunya bergeming dan menahan tawa. Hanya bermodalkan uang pas-pasan hasil tabungan uang jajan dan pakaian yang sederhana sekali, kaos oblong, jins puntung dan sandal jepit, itulah style kami dijaman 2007an. Telinga mulai penat, jam sudah menunjukkan 3:45. Tidak lama lagi film akan dimainkan. Kelebihan angkot by pass full radio sedangkan angkot jalur utama (angkot kota) full music, kekurangannya adalah jalannya lambat, dan lebih terdengar suara kenalpot angkotnya dibanding dengan suara radionya. Begitulah suasana kendari, memanfaatkan barang hingga tak guna, bisa dibilang sich sampe “tahengke-hengkeh” (diandaikan kakek yang batuk2)=è nyambungnya dimana???:D

Sunyi senyap saat itu, kegalauan melanda kami, jika dibandingkan mungkin akan lebih cepat sampe jika kami turun mendorongnya. Hahahaha tawa terbahak-bahak pun memenuhi angkot, seolah-olah angkot milik kami dan tanpa penumpang lain, entah menertawakan angkotnya atau tertawa karena menghilangkan kegalauan tentang keterlambatan nonton iklan dibioskop. … tiba-tiba, si cwo yang duduk depan pintu tadi mengeluarkan kertas dan pulpen dari tasnya dan menuliskan sesuatu di secarik kertas. Usai menulis dia menunjukkannnya tepat pada saya, kenapa mesti saya? Mungkin karena jarak.” TOLONG BILANG STOP” kalimat itulah yang tertuliskan, sambil dia menunjukkan tempat yang dia singgahi, dengan panic saya hanya reflex “STOP STOP STOP eh Minggir Pak sopir” mimik muka yang mengasihani, dalam hati terbesit… kasian Cakep2 ternyata bisu!!! Ckckckck

Dia bergegas turun, sementara kami hanya terdiam dan saling melihat, bisa dibilang sich matalah yang berbicara, hanya saling melihat bisa dimengerti apa yang dimaksud. “wah, repotnya jika harus naik angkot. Bagaimana jikalau dia hanya seorang diri dalam angkot???” Akan susah itu… teman saya hanya menganngguk, dan geleng2 kepala. Sambil membayar cwo tadi membuka mulut dan berkata,” MAKASIH PAK SOPIR…”!!! (sambil bergeming dan memasuki lorongnya…)

(`´)-σ

Pak sopirnya pun menjawab… iyyaah sama-sama…

....****....

Cerita ini bukanlah karangan dan bukan fiksi belaka...

ciyuss, cerita ini saya alami ketika kelas 1 SMA tahun 2007 tepatnya..

Bisa yah kena tipu di PT2 (angkot)??? ( >̯͡ .̮ <̯͡ ) ┐(´_`)┌

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun