Mencari hikmahÂ
Kita juga harus mencari hikmah dari sebuah ujian dan menjadikannya sebagai bahan evaluasi diri dan meyakini bahwa setiap ujian yang diberikan Allah pasti mengandung hikmah yang baik.
Nabi saw, bersabda: "Seorang Muslim yang tertimpa kecelakaan, kemelaratan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, maupun kedukacitaan, walau pun hanya tertusuk duri, niscaya Allah akan mengampuni dosanya sesuai apa yang menimpanya." (HR Bukhari dan Muslim).
Melakukan Ikhtiar
Sebagai seorang manusia kita juga harus berikhtiar dan melakukan pencegahan-pencegahan agar penularan Covid-19 tidak semakin meluas. Usaha pencegahan ini harus kita lakukan bersama-sama karena Covid-19 tidak dapat diperangi oleh beberapa golongan saja, setiap orang harus turut andil dalam pencegahan ini.
Ikhtiar yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti protokol-protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh para ahli dalam bidang ini, seperti menjaga kesehatan, rutin mencuci tangan, rutin memakan dari makanan-makanan yang baik, memakai masker dikeramaian, serta tidak keluar rumah dan berkumpul di tempat keramaian bila tidak diperlukan. Ikhtiar lainnya adalah dengan cara melakukan pencegahan-pencegahan agar virus ini tidak merambah ke skala yang lebih luas lagi seperti melakukan isolasi kepada mereka-mereka yang terkena virus atau mereka yang tercurigai terkena virus.
Yakin Kepada Allah
Kita harus yakin kepada Allah akan kesembuhan. Melakukan segala upaya pencegahan dan terus berharap kepada Allah bahwa semua musibah ini akan berlalu dan kita bisa kembali beraktifitas seperti biasa. Sebagai umat muslim tentunya kita wajib senantiasa  percaya bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penyembuh, karenanya kita harus memiliki keyakinan penuh bahwa tidak ada penyakit yang Allah turunkan, kecuali ada juga obat yang diturunkan bersamanya. Sebagaimana hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah ketika menciptakan penyakit maka ia menciptakan penyembuhnya, maka berobatlah". (HR. Ahmad (no:12186) dan dihasankan oleh Imam Albani).
Â
Penulis: Cindy syahfrina, Mahasiswa KPI A semester 6, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, UIN SU