Mohon tunggu...
Cindy selya
Cindy selya Mohon Tunggu... Lainnya - seorang Mahasiswa Biasa

Civil engineering

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belenggu Mahasiswa Akhir Akibat Wabah yang Tak Kian Mereda

5 Mei 2020   14:19 Diperbarui: 5 Mei 2020   14:28 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan Arif , sejumlah mahasiswa lain merasa kuliah online begitu berat dan kurang efektif terutama mahasiswa yang sedang mengalami masa skripsi.

Menjadi mahasiswa akhir sebenarnya cukup berat bagi sebagian orang, tuntutan untuk segara lulus dari orang tua membuat belenggu mahasiswa akhir serasa bagaikan telur di ujung tanduk, bagi mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi yang jika tak selesai pada semester ini maka harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta biaya tak terduga lainnya, tak hanya selesai disitu saja beberapa belenggu yang dirasakan mahasiswa akhir saat pandemi Covid-19 kian mewabah

Kesulitan Saat Bimbingan

Dosen pembimbing biasanya berasal dari dosen-dosen yang juga sedang mengajar di kampus, dan sebagian dosen tetap memiliki tanggung jawab dalam memberikan kelas Online pada masa WFH, tentunya dosen yang bersangkutan akan lebih sibuk dari biasanya seperti mempersiapkan materi perkuliahan dan alat pendukung perkuliahan online seperti laptop dan koneksi intrenet yang harus memadai, hal-hal ini bisa saja membuat mahasiswa yang tak lagi mengambil kelas dan sedang dalam masa skripsi menjadi terabaikan, kurangnya kontak langsung membuat mahasiswa membuat mahasiswa akhir terlupakan. Kuliah online tetap dilaksanakan karena memang hal tersebut terjadwal oleh masing-masing fakultas maupun jurusan.

Namun, untuk mahasiswa akhir mereka harus kembali menyesuaikan jadwal dari dosen pembimbing, tidak ada jadwal tetap yang diberikan seperti kelas kuliah biasa Dosen pembimbing biasanya diambil dari dosen-dosen yang juga sedang mengajar di kampus.

Tentu saja tak semua dosen melakukan hal tersebut banyak dosen yang masih tetap memperhatikan mahasiswanya tergantung dari bagaimana perjuangan mahasiswa tersebut, hanya saja bimbingan akan terasa berbeda saat bertatap muka secara langsung dan tidak langsung, hal ini bahkan sangat tergantung dengan koneksi internet yang ada

Sulit Memahami Revisi

Seperti yang dikatakan pada paragraf di atas kualitas bertatap muka secara langsung akan berbeda dengan bimbingan secara online. Bagaimana tidak, keuntungan bimbingan secara langsung adalah mendapat penjelasan yang lebih rinci terlebih mahasiswa dan dosen dapat melakukan interaksi tanya jawab untuk mendapatkan poin penting bagian yang harus di perbaiki di tambah atau dikurangi.

Rasa malas yang meningkat

Tentu saja sebagai mahasiswa akhir bukan hal yang tak lazim lagi jika menunda pekerjaan. Mahasiswa yang biasanya melakukan bimbingan dua kali dalam seminggu kini berubah menjadi satu kali dalam seminggu (jika sempat) dan tak bertatap muka, bahkan terkadang hanya mengirim file saja . Sisanya di masa pandemi sebagian mahasiswa hanya menghabiskan waktu di kos atau di rumah mungkin dengan "rebahan", nonton dan tidak melakukan apa-apa sembari menunggu respon bimbingan dari dosen pembimbing.

Hal ini membuat tidak adanya target atau deadline yang jelas untuk mahasiswa akhir mengerjakan skripsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun