Mohon tunggu...
Cindy Prescillia
Cindy Prescillia Mohon Tunggu... -

Saya seorang pelajar. Saya menulis cerita karena saya ini termasuk hobby saya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Love will Kill You Softly : Part 1

25 November 2011   13:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:12 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Ada apa ini ?” suara yang menggelegar itu bagaikan petir di siang bolong. “Alex, apa kamu mecari masalah lagi ? Ah, sudahlah! Alex dan Anthony ikut saya ke kantor sekarang!” tanpa berbalik untuk melihat muridnya mengikuti dia atau tidak, ia langsung berbalik ke kantornya seakan ia sangat yakin bahwa muridnya akan mengikutiya walau kenyataannya memang mereka mengikuti dia tapi mereka mengikuti sambil menggerutu.

Di kantor kepala sekolah

“Bisakah kalian tidak saling bertengkar ? Kalian adalah idola bagi siswa lain. Bagaimana caranya sekolah kita bisa berkembang, jika kalian sebagai idola saja tidak bertingkah laku dengan baik?” saat sampai ke ruangannya, ia langsung mulai mengoceh tanpa mempersilahkan muridnya duduk! “Besok kita kedatangan murid baru, Bapak harap kalian tidak mengecewakan Bapak dan Bapak harap kalian mau membantu murid baru ini untuk beradaptasi.”

“Hoammm” Alex menguap keras seakan menantang kepala sekolah. “Jadi anda menyuruh saya datang ke sini untuk membantu seorang murid baru yang tidak saya kenal untuk beradaptasai ? Maap tapi saya tidak ada waktu untuk hal yang tidak penting.” Tanpa permisi ia langsung bangkit dari duduknya dan  keluar begitu saja membuat sang kepala sekolah geram. Ia berpaling ke muridnya yang satu lagi dengan penuh harap.

Anthony hanya memandang si kepala sekolah, sehingga si kepala sekolah langsung mendesah lesu. Tiba-tiba Anthony mengejutkannya dengan berkata, “Saya yang akan membantunya beradaptasi dan sekarang saya permisi dulu,Pak.” Ia bangkit dan berjalan dengan tenang ke kelasnya.

Jakarta, saat pulang sekolah

Dia berjalan sambil bersungut-sungut. 'Apa sih yang ada di pikirannya sampai ia setuju saja membantu si murid baru beradaptasi? Bagaimana kalau murid itu menyebalkan sama seperti Alex? Masa dia harus tahan emosi setiap hari?', pikirnya. “Bodohnya aku! Kenapa harus membantu si Kepsek? Anthony, Anthony kau bodoh sekali!” dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil trus berjalan sampai ahirnya ia menginjak kaleng kosong, “Auwww! Sial!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun