Strategi penting dalam pendidikan adalah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, terutama dalam mata pelajaran matematika, mata pelajaran yang sering kali dianggap menantang oleh peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan pendidik untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan, gaya belajar, dan tingkat kemampuan siswa. Dengan memahami kelengkapan pendidik yang mencakup pengetahuan dasar, keterampilan, dan dukungan sosial pendidik dapat merancang pengalaman belajar yang lebih efektif. Hal ini pada gilirannya dapat membantu pendidik mencapai target kurikulum yang telah ditetapkan, serta memfasilitasi perkembangan akademik mereka secara keseluruhan.
 Kelengkapan peserta didik memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Hattie (2009) mengungkapkan bahwa kesuksesan akademik sangat dipengaruhi oleh kesiapan dan motivasi peserta didik. Dalam konteks matematika, pemahaman terhadap konsep dasar seperti bilangan, operasi, dan geometri adalah fundamental. Peserta didik yang memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep dasar cenderung lebih mudah memahami materi yang lebih kompleks. Penelitian oleh Kurniawan (2019) menunjukkan bahwa dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial memiliki dampak signifikan terhadap prestasi akademik peserta didik. Oleh karena itu, pendidik perlu mempertimbangkan kelengkapan peserta didik untuk merancang pembelajaran yang relevan dan menarikÂ
Dalam pembelajaran matematika, setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda. Siswa dengan latar belakang yang kuat dalam matematika akan lebih siap menghadapi tantangan, sementara peserta didik yang lain mungkin membutuhkan pendekatan yang lebih lembut dan bimbingan tambahan. Oleh karena itu, mengenali kebutuhan individu peserta didik menjadi langkah awal yang penting untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.Â
Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti membedakan konten, proses, atau produk pembelajaran (Tomlinson, 2001). Misalnya, dalam kelas matematika, pendidik dapat memberikan latihan yang bervariasi untuk peserta didik yang berbeda. Peserta didikyang kesulitan dapat diberikan tugas yang lebih sederhana, sementara peserta didik yang lebih maju dapat diberikan tantangan yang lebih kompleks. Dengan cara ini, setiap peserta didik dapat belajar dengan kecepatan dan cara yang paling sesuai bagi mereka.Â
Salah satu pendekatan efektif dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran berbasis proyek. Menurut Barron dan Darling-Hammond (2008), pembelajaran berbasis proyek mendorong peserta didik untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah dunia nyata yang relevan dengan matematika. Proyek ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan peserta didik, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk menerapkan konsep matematika dalam konteks nyata. Misalnya, peserta didik dapat melakukan penelitian tentang penggunaan statistik dalam kehidupan sehari-hari, atau merencanakan anggaran untuk suatu acara.Â
Di era digital, teknologi menjadi alat yang sangat berharga dalam mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Aplikasi pendidikan, seperti Khan Academy dan GeoGebra, memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar secara mandiri dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Penelitian oleh Schmid et al. (2014) menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik. Dengan menyediakan akses ke sumber belajar yang beragam, pendidik dapat membantu peserta didik mengeksplorasi konsep-konsep matematika dengan cara yang lebih menarik.Â
Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk penilaian. Penilaian berbasis teknologi memungkinkan pendidik untuk mengumpulkan data tentang kemajuan peserta didik dengan lebih efisien. Hal ini sesuai dengan prinsip penilaian formatif yang diungkapkan oleh Wiliam (2011), di mana umpan balik yang berkelanjutan membantu peserta didik dan pendidik dalam proses pembelajaran. Dengan informasi ini, pendidik dapat menyesuaikan strategi pengajaran untuk memastikan bahwa semua peserta didik tetap pada jalur yang benar menuju pencapaian target kurikulum.Â
Evaluasi berkelanjutan sangat penting dalam memastikan pencapaian target kurikulum. Pendidik perlu menggunakan metode penilaian yang bervariasi, termasuk proyek, presentasi, dan kuis, untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang pemahaman peserta didik. Keterlibatan orang tua dalam proses belajar siswa juga sangat penting. Epstein (2011) menyatakan bahwa kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Pendidik dapat melibatkan orang tua melalui komunikasi yang baik dan memberikan tugas yang dapat dilakukan di rumah yang mendukung materi yang diajarkan di sekolah.Â
Pembelajaran berdiferensiasi dalam mata pelajaran matematika adalah kunci untuk mencapai kelengkapan peserta didik dan pencapaian target kurikulum. Dengan memahami kebutuhan individu peserta didik dan menerapkan strategi yang sesuai, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan efektif. Penggunaan teknologi, penilaian berkelanjutan, dan kolaborasi dengan orang tua adalah elemen-elemen penting dalam proses ini. Meskipun ada tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi, dengan perencanaan yang matang dan dukungan yang tepat, pendidik dapat membantu setiap siswa mencapai potensi terbaik mereka dalam matematika.Â
Dalam menghadapi tuntutan pendidikan yang semakin kompleks, pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya membantu peserta didikmemahami materi dengan lebih baik, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses di masa depan.
 REFERENSI