Hal ini berdasar dari pemikiran akan adanya kecenderungan gaya hidup populer yang juga mempengaruhi pola-pola serta praktek-praktek kebahasaan di Indonesia, utamanya dalam dunia remaja masa kini.
Maraknya bahasa gaul dapat dipengaruhi oleh faktor yang menyebabkan kalangan remaja itu terhambat karena generasi muda masa kini kurang siap dalam menyikapi masuknya budaya dan bahasa asing. Akibatnya minat dan trend kecintaan terhadap bahasa nasional kian berkurang sehingga sangat memprihatinkan di kalangan muda masa kini. Penurunan tersebut disebabkan beberapa hal, di antaranya kurangnya Minat penggalian dan pemanfaatan nilai-nilai bahasa dan sastra. Ditambah lagi masuknya budaya dan bahasa asing," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Dharma, dalam sambutannya di acara Jambore Nasional Bahasa dan Sastra 2011 di Jakarta, Selasa (29/11).
Hal ini tentu sangat disayangkan karena mengingat bahwa keberadaan negara indonesia terus berkembang. Maka dari itu, perlu perekat untuk menjaga  persatuan dan kesatuan yang bertujuan agar menciptakan negara indonesia menjadi negara yang maju salah satunya ialah dengan terus menggunakan dan melestarikan Bahasa Indonesia. Karena itu peran bahasa indonesia harus terus dikembangkan sebagai media pembentukan karakter bangsa khusunya dalam pergaulan lintas bangsa di dunia yang semakin mengglobal. Pembentukan karakter bangsa menjadikan seseorang mempunyai kepribadian dan karakter yang baik dan berpengetahuan. Dengan bertujuan agar Indonesia bisa menjadi Negara yang maju dan dapat sejajar dengan Negara maju., "Dalam konteks itulah, peran pemuda dan bahasa ini sangat penting. Sebab, generasi muda sebagai pemimpin masa depan harus dibekali kecintaan dan kemahiran berbahasa nasional".Â
Hal itu sangat penting karena dunia terus bergerak. Sangat beragam istilah-istilah asing baru yang harus dicarikan padanannya. Jika tidak ingin  tertinggal untuk mengenal bahasa kita yaitu bahasa indonesia, untuk itu kita harus terus membenahi bahasa kita," Banyak siswa yang tidak mahir dalam berbahasa daerah". Mereka lebih gemar berbahasa Indonesia. "Berbahasa nasional itu bagus. Akan tetapi bahasa daerah sebaiknya tidak semestinya dilupakan sebab jumlah penutur yang semakin sedikit mengakibatkan ancaman bagi kelangsungan bahasa itu sendiri."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H