Mohon tunggu...
Cindy Nurfadilah
Cindy Nurfadilah Mohon Tunggu... Pelajar Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Joint Cost (Biaya Bersama) dalam Laporan Keungan

8 November 2015   19:59 Diperbarui: 11 November 2015   19:16 4467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti kita ketahui dalam dunia bisnis pasti ditemukan naik dan turunnya profitabilitas yang menyebabkan sangat diperlukannya perhitungan harga pokok penjualan agar dapat menganalisis profitabilitas. Dalam menentukan perhitungan harga pokok penjualan tentu saja sangat diperlukan perhitungan-perhitungan biaya-biaya yang terjadi pada saat proses produksi.

Biaya dalam proses produksi ada yang dinamakan biaya gabungan atau lebih dikenal dengan joint cost yang merupakan biaya yang harus dialokasikan kebagian departemen, baik dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya yang dilakukan secara massa. Biaya bersama  yang dikeluarkan sejak bahan baku diolah sampai dengan berbagai produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, bioaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Biaya produksi bersama (join product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak mula-mula bahan baku di olah sampai dengan berbagai macam produk saat dipisahkan identifikasinya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Biaya bergabung dan biaya bersama dapat dibedakan ditinjau dari sudut alokasinya. Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya bergabung harus menggambarkan aliran biaya tersebut dalam proses produksi atau kepada produk. Atau dalam kata lain alokasi biaya bergabung dianggap biaya tersebut dapat mengikuti jejak alirannya, atau diidentifikasi kepada proses atau produk tertentu. I

Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku berbagai macam produk yang dapat berupa produk bersama (join Product), produk sampingan (by-product), dan produk sekutu (co-product). Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksi secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Nilai jual (kualitas kali harga per satuan). Masing – masing produk bersama ini relative sama, sehingga tidak ada diantara produk – produk yang dihasilkan tersebut dianggap sebagai produk utama ataupun produk sampingan.

Sedangkan menurut Abdul Halim (1998; 125) dalam bukunya dasar-dasar akuntansi biaya 2, biaya bersama adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk menjadi beberapa macam.

Dan menurut Supriyono (1999; 238) dalam bukunya akuntansi biaya , biaya bersama adalah biaya produksi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang semuanya tidak dapat diikuti jejaknya pada macam produk tertentu.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan biaya bersama adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang menghasilkan dua jenis produk atau lebih.

Biaya bersama harus dialokasikan pada produk individu untuk tujuan pelaporan keuangan. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengalokasikan biaya bersama. Metode ini mencakup metode unit fisik, motode rata-rata tertimbang, metede nilai jual pada titik-titik terpisah, metode nilai realisasi bersih dan metode margin bruto konstan.

  • Metode Unit Fisik

Metode unit fisik, biaya bersama didistribusikan pada produk berdasarkan bebereapa ukuran fisik. Ukuran-ukuran fisik ini mungkin dinyatakan dalam unit seperti pon, ton, gallon, ukuran papan, berat atom dan unit panas.

Secara komputasi, metode unit fisik mengaloksikan pada masing-masing produk bersama, bagian yang sama dari biaya  sebagai bagian unit yang mendasari. Jadi jika suatu proses bersam amenghasilkan 300 pon produk A dan 700 pon produk B. Produk A menerima 30% biaya bersama dan produk B menerima 70% biaya bersama. Perhitungan alternatif adalah dengan membagi total biaya bersama dengan total keluaran untuk menemukan rata-rata biaya unit. Rata-rata biaya unit kemudian dikalikan dengan jumlah unit dari setiap produk

  • Metode rata-rata tertimbang

Untuk mengatasi kesukaran yang dihadapi oleh unit fisik, faktor bobot seringkali digunakan. Faktor bobot ini dapat mencakup elemen yang beragam seperti jumlah beban yang digunakan, kesukaran untuk memproduksi, waktu yang dikonsumsi, perbedaan jenis tenaga kerja yang digunakan, dan ukuran unit. Faktor-faktor ini dan bobot relatifnya biasanya dikombinasikan dalam nilai tunggal yang dapat kita sebut faktor bobot

  • Alokasi Biaya Berdasarkan Nilai Pasar Relatif

Keunggulan pendekatan ini adalah bahwa alokasi biaya bersama tidak akan menghasilkan produk secara konsisten menguntungkan ataupun merugikan. Dasar pemikiran untuk menggunakan kemampuan untuk menanggung adalah asumsi bahwa biaya tidak akan terjadi kecuali produk yang diproduksi secara bersamaan akan menghasilkan pendapatanyang cukup untuk menutupi semua biaya ditambah tingkat pengembalian yang wajar. Kebalikannya juga akan konsisten dengan teori ini: yaitu turunan biaya  yang mau dikeluarkan oleh pembeli bahan baku dan biaya bersama lainya untuk memperolrh produk individu manapun dengan menghubungkan biaya dengan nilai jual. Di sisi lain, fluktuasi pada nilai pasar ari satu atau lebih produk akhir manapun secara otomatis merubah pembagian biaya bersama secara merata, meskipun sebenarnya produk tersebut memakan biaya yang tidak lebih atau tidak kurang untuk memproduksinya dibandingkan sebelumnya.

            Pendekatan nilai pasar terhadap alokasi bersama lebih baik dibandingkan pendekatan unit fisik jika dua kondisi dipegang yaitu kondisi pada saat kombinasi fisik keluaran dapat dirubah dengan menimbulkan lebih banyak (sedikit) total biaya bersama dan kondisi perubahan ini menghasilkan total nilai pasar reatif ditemukan dalam praktik.

  • Metode Nilai Jual terpisah

Metode nilai jual terpisah membedakan biaya bersama berdasarkan bagian dari tiap produk terhadap nilai pasar atau penjualan pada titik pisah. Dibawah metode ini semakin tinggi nilai pasar, semakin besar bagian biaya bersama yang dikeluarkan pada produk. Selama harga jual pada titik pisah stabil atau fluktuasi harga dari berbagai produk singkron, alokasi biaya masing-masing tetap konstan.

  • Metode Nilai Realisasi Bersih

Jika nilai pasar digunakan untuk mengalokasikan  biaya bersama, kita berbicara mengenai nilai pasar pada titik pisah. Namun terkadang, tidak terfapat harga pasar yang siap digunakan pada individu pada titik pisah. Pada kasus ini, metode nilai bersih dapat terealisasi dapat digunakan.  Pertama kita memperoleh nilai jual hipotesis untuk setiap produk bersama dengan mengurangkan semua biaya pemrosesan yang dapat dipisahkan dari nilai pasar akhir. Nilai jual hipotesis memperkirakan nilai jual pada titik pisah. Kemudian metode nilai realisasi bersih dapat digunakan untuk membagi biaya bersama secara merata berdasarkan bagian tiap produk dari nilai jual hipotesis.

  • Metode Persentase Margin Bruto Konstan

Metode nilai realisasi bersih dapat dengan mudah diterapkan. Namun metode ini membebankan semua lba pada nilai pasar hipotesis. Dengan kata lain, biaya pemrosesan lebih lanjut diasumsikan tidak memiliki nilai laba meskipun lab atersebut penting dalam menjual produk. Metode persentase margin bruto konstan memperbaiki hal ini dengan mengakui bahwa biaya-biaya terjadi setelah titi pisah merupakan bagian dari biaya keseluruhan dimana laba diharapkan diperoleh, dan metode ini mengalokasikan biaya bersama sedemikian rupa sehingga persentase margin bruto adalah sama untuk tiap produk.

  • Rasio Penjualan Terhadap Produksi

Permintaan untuk produk bersama dapat bervariasi dari tahun ke tahun, membiarkan adanya kemungkinan memasukkan biaya produksi periode sekarang dalam persediaan biaya-biaya mewakili perpindahan barang lebih lambat. Hasilnya adalah laba yang dilaporkan lebihbesar dari pada biaya produksi periode sekarang dibebankan pada produk yang dijual. Metode rasio penjualan terhadap produksi engalokasikan biaya bersama menurut faktor pembobot yang membandingkan persentase penjualan dengan persentase produksi, yaitu metode kemampuan untuk menanggung dimana produk yang dijual dengan harga yang tertinggi dialokasikan lebih besar dari biaya bersama produksi sekarang dibandingkan produk-produk yang dijual dengan harga lebih rendah.

Dalam sebuah produksi terdapat produk yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti Produk bersama yang tidak dapat diidentifikasikan terpisah sebagai produk individu sampai titik pemecahan, Ada juga Produk utama yang dihasilkan pada saat proses produksi tunggal yang memiliki nilai penjualan relatif tinggi, Kemudia ada yang dinamakan produk sisa yaitu produk yang dihasilkan pada saat produksi yang memiliki nilai penjualan relatif kecil, adapun Produk sampingan adalah produk yang didapatkan pada saat proses produksi tunggal namun memiliki nilai penjualan lebih rendah dari produk utama.

Dengan kita mengalokasikan biaya bersama (joint cost) maka kita dapata mengetahui profitabilitas dari produk-produk yang kita hasilkan.

Ref : Buku Cost Accounting William K Carter

Judul TA : PENGARUH ALOKASI JOINT COST TERHADAP HARGA POKOK PENJUALAN PODUK SAMPINGAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun