Mohon tunggu...
Cindy Monica
Cindy Monica Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korean Style Vs Punk Style

20 Maret 2021   14:06 Diperbarui: 20 Maret 2021   14:17 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.google.com/search?q=korean+style&sxsrf=ALeKk01utW4ZlZaq-ojW-L9pSKPY-fdgDg:1616223183415&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjlneb

Anak millenials zaman sekarang pasti udah gak asing lagi dong mendengar yang namanya budaya pop? Sebagian besar dari kita mungkin hanya mengetahui tentang budaya pop. Tetapi tidak tahu apa sih definisi budaya pop yang sesungguhnya. Menurut Storey (2018, h.5) budaya populer adalah budaya yang disukai secara luas atau disukai oleh banyak orang. Salah satu budaya yang sedang populer saat ini adalah budaya korea. 

Sektor yang sangat terdampak dari masuknya budaya korea ke indonesia adalah sektor fashion, terutama dari cara styling. Kebanyakan yang mengikuti style fashion korea adalah wanita. Karakter yang muncul dari style korea adalah wanita yang imut. 

Style fashion korea dapat dikatakan sebagai budaya populer, karena berdasarkan pengalaman saya ada banyak teman di sekeliling saya yang mengikuti style fashion korea ini. mulai dari teman sekelas, keluarga, bahkan orang yang tidak dikenal sekalipun baik yang terlihat di jalan maupun pada konten tiktok. Oleh karena meningkatnya permintaan baju korea maka muncul banyak brand fashion yang bertema korean style. 

Dalam kajian kultural komunikasi, selain budaya populer ada juga yang dinamakan dengan subkultur. Subkultur adalah sebuah konsep dari sekelompok orang yang memiliki budaya yang berbeda  dari budaya dominan atau budaya asal mereka atau yang disebut dengan kultur induk (Yasin, 2015, h. 59). 

Dilihat secara simbolis, subkultur ditunjukkan dengan bentuk penciptaan gaya atau style selain itu subkultur yang muncul juga dapat ditunjukkan dengan membentuk identitas sesuai dengan situasi mereka sendiri, hal ini dilakukan bukan untuk menentang kultur induknya atau sebagai jalan keluar dari ketegangan sosial (Barker, 2004:341). Menurut Brake (dalam Barker, 2009, h.343) ada 5 fungsi yang dapat digunaka subkultur bagi para anggotanya, yaitu.

  1. Menyediakan solusi untuk berbagai masalah sosial-ekonomi dan struktural

  2. Menawarkan suatu bentuk identitas kolektif yang berbeda dari sekolah dan kerja

  3. Memperoleh suatu ruang bagi pengalaman dan gambaran alternatif realitas sosial

  4. Menyediakan berbagai aktivitas hiburan bermakna yang bertentangan dengan sekolah dan kerja

  5. Melengkapi solusi bagi dilema identitas eksistensial

Salah satu subkultur yang ada di Indonesia adalah "punk". Pada awalnya subkultur punk ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap musik rock lantaran sudah jenuh dengan musuk rock yang sudah mulai kehilangan esensinya. Meski begitu, ada 8 jenis punk menurut Widya (2010, hal 54),yaitu Anarcho Punk, Crust Punk, Glam Punk, Nazi Punk, Oi, Queercore, Rior Grrrl, Scum Punk, dan Skate Punk. 

Punk yang awalnya hanya sebagai tren dalam musik yang menunjukkan perlawanan dan keberanian dalam memberontak, seiring berjalannya waktu juga merambat ke tren fashion. 

Gaya yang ditampilkan oleh tren fashion punk ini menunjukkan identitasnya melalui aksesoris rantai, celana jeans yang robek, tatto, piercing, make up bernuansa gelap, rambut yang berwarna mencolok, dan model rambut yang sangat mencolok juga. Identitas yang ditampilkan dari tren fashion punk adalah pemberontakan dan perlawanan terhadap gaya normal.

Daftar Pustaka

Barker, Crish (2004). Cultural Studies, Teori dan Praktik. Terjemahan Nurhadi. Yogyakarta, Kreasi Kencana.

Storey, J. (2018). Cultural Theory and Popular Culture: An Introduction, Eighth Edition. Taylor and Francis 

Widya, G. 2010. Punk: Ideologi Yang Disalahpahami. Yogyakarta: Garasi House Of Book.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun