Mohon tunggu...
Cindy Monica
Cindy Monica Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapa Bilang Minimalism Hanya untuk Milenials?

1 Maret 2021   23:20 Diperbarui: 2 Maret 2021   07:52 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/p/CKjSqr2HAoL/?utm_source=ig_web_copy_link 

Kelompok Analisis Sosial kami memilih untuk meneliti komunitas online Minimalistmoms.id. Kenapa sih kami memilih komunitas ini? Secara pribadi saya sendiri memang sudah tertarik dengan gaya hidup minimalism. Tetapi yang menjadi pembeda komunitas ini dengan yang lain adalah sasaran yang dituju. Biasanya komunitas tentang gaya hidup minimalis lebih mengarah pada millennial tetapi komunitas ini lebih mengarah pada calon ibu dan ibu. Sehingga timbul rasa penasaran kami bagaimana penerapan gaya hidup minimalis ini bagi para ibu. Hal inilah yang menjadi alasan kuat kami kenapa kami memilih komunitas ini. Fumio Sasaki yang menulis buku Goodbye Things tentang hidup minimalis ala orang jepang menyatakan bahwa minimalis adalah ketika seseorang secara sadar mengetahui hal apa saja yang penting untuk dirinya dan memilih untuk tetap mempertahankan hal tersebut ( dalam Kusuma, 2020). Menurut saya, konsep gaya hidup minimalis ini mengajarkan kepada kita untuk hidup hanya menggunakan barang yang benar-benar penting dan berguna dalam hidup kita sehingga dapat mencegah penggunaan yang terlalu banyak atau mubazir.

Selama ini saya berpikir bahwa gaya hidup minimalis ini hanya dikenal oleh anak muda atau millennial. Tetapi ketika saya menemukan akun minimalistmoms.id semua pikiran saya terpatahkan. Saya baru tahu bahwa ternyata ibu-ibu juga sangat bisa menerapkan gaya hidup minimalis ini. Hal yang membedakan gaya hidup minimalis anak millennial dan ibu-ibu adalah ketika masih muda kita hanya mengurusi barang pribadi yang kita gunakan seperti baju, tas, jam tangan, dan lain-lain. Sedangkan bagi ibu-ibu mereka harus mengurusi semua sudut rumah, perlengkapan dirinya sendiri, suami maupun anak. Sehingga para ibu harus lebih ekstra berjuang ketika baru ingin menerapkan gaya hidup minimalis ini karena bisa saja suami yang tidak sependapat sehingga harus dirayu atau dijelaskan terlebih dahulu. Setelah saya masuk kedalam grup chat yang digunakan untuk berdiskusi ternyata sangat asik sekali. Saya bisa melihat bahwa disana ada banyak sekali para ibu yang ingin menerapkan gaya hidup minimalis dalam keluarganya. Dalam grup chat inilah mereka saling bertanya dan berbagi pengalaman terkait gaya hidup minimalis.

Selain diskusi di grup chat yang dilakukan setiap hari, dalam komunitas ini juga terdapat kegiatan #PrelovedtoReloved yang diadakan setiap hari sabtu dan minggu. Dalam kegiatan ini para ibu yang ada di dalam grup chat bisa mengunggah foto barang-barang bekas yang ingin dihibahkan, jual atau barter dengan sesama anggota. Barang bekas yang diunggah disini merupakan barang yang masih layak pakai. Biasanya barang bekas ini merupakan hasil decluttering yang mana biasanya mungkin barang tersebut sudah terlalu banyak atau sudah jarang digunakan sehingga daripada dibuang lebih baik diberikan atau dijual kepada orang lain. Menurut saya ini adalah kegiatan yang paling seru dalam komunitas ini karena jika beruntung kita bisa mendapatkan barang yang kita inginkan dengan harga yang lebih murah atau bahkan secara cuma-cuma.

Setelah masuk kedalam komunitas ini, saya menjadi tahu bahwa ternyata gaya hidup minimalis tidak hanya berbicara tentang barang-barang yang digunakan saja, parenting juga bisa minimalis, lho. Keren banget! Saya sangat bersyukur bisa mempelajari parenting minimalis di usia saya yang ke 19 ini. Meskipun saya belum berkeluarga tetapi setidaknya bisa saya terapkan kepada adik-adik saya karena saya adalah anak tertua yang harus memberikan contoh yang baik kepada adik-adiknya. Saya sangat berharap komunitas ini bisa berkembang dan bisa menjangkau para ibu diluar sana untuk menerapkan hidup minimalis atau mungkin ada yang sudah ingin menerapkan tetapi bingung harus mulai dari mana karena menurut saya komunitas ini benar-benar wadah yang sangat tepat untuk mempelajari tentang gaya hidup minimalis bagi ibu maupun calon ibu.

Daftar pustaka

Kusuma, A. C. G. (2020). Filosofi Minimalis, Mengapa Penting Untuk Milenial?. Diakses pada Senin, 1 Maret 2021 dari https://satupersen.net/blog/filosofi-minimalism-mengapa-penting-untuk-milenial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun