elektromedis. Profesi yang mungkin kurang familiar di telinga masyarakat umum ini memiliki peran yang sangat vital dalam dunia kesehatan, ditambah tuntutan yang harus dipenuhi untuk memastikan kualitas pelayanan kesehatan yang prima. Dengan perkembangan teknologi medis yang semakin pesat, kebutuhan akan tenaga ahli di bidang ini semakin meningkat.Â
  Apa yang terbayang ketika Anda mendengar frasa "tenaga kesehatan"? Mayoritas dari Anda mungkin akan menjawab dokter, bidan, dan perawat. Tapi pernahkah terpikir siapa orang yang memastikan peralatan medis di rumah sakit berfungsi dengan baik dan layak dalam melayani masyarakat? Jawabannya adalah tenaga
Tenaga ElektromedisÂ
  Seperti halnya dokter, bidan, dan perawat, tenaga elektromedis juga termasuk ke dalam golongan tenaga kesehatan yang hak, kewajiban, serta standar profesinya diatur dalam perundang-undangan. Tenaga elektromedis merupakan seseorang yang melakukan pelayanan elektromedis. Pelayanan elektromedis meliputi kegiatan instalasi, pemeliharaan, perbaikan, pengujian dan kalibrasi, penyesuaian (adjustment), pemantauan fungsi dan inspeksi terhadap alat elektromedik, alat pengujian dan kalibrasi, serta kegiatan pengendalian atau pemantapan mutu, keamanan, keselamatan, pelaporan dan evaluasi, pelayanan rancang bangun atau desain, dan pemecahan masalah serta pembinaan teknis bidang elektromedik.
  Sederhananya, tenaga elektromedis adalah para ahli yang bertanggung jawab atas instalasi, perawatan, perbaikan, dan kalibrasi berbagai peralatan medis. Mereka memastikan bahwa alat-alat seperti mesin CT scan, MRI, dan alat bedah berfungsi dengan optimal. Ibarat seorang dokter spesialis alat medis, mereka menjaga agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi prima. Sebagai pekerja yang terlibat langsung dengan kegiatan otak-atik alat kesehatan, khususnya alat elektromedik, tenaga elektromedis dituntut untuk cekatan, teliti, dan terampil dalam melakukan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh seorang elektromedis, baik di rumah sakit atau lembaga pengelolaan alat kesehatan. Profesi ini biasanya disebut juga sebagai "dokter" dari alat-alat kedokteran, hal ini karena perannya yang kritis memastikan alat-alat kesehatan yang digunakan dalam kondisi yang baik dan prima untuk digunakan.
Soft Skill: Kunci Sukses Seorang ElektromedisÂ
  Dalam menekuni profesinya, seorang elektromedis tidak hanya berfokus pada teknis perawatan dan perbaikan alat saja, seorang elektromedis juga dituntut untuk memiliki soft-skill untuk membantunya berinteraksi dengan pihak terkait. Bagi karir seorang elektromedis, hard-skill dan soft-skill sama penting terhadap kualitas kinerjanya.
  Hard-skill adalah keterampilan atau pengetahuan khusus yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan, contoh hard-skill seorang elektromedis di antaranya pengetahuan tentang instalasi alat USG, prosedur maintenance, prosedur perbaikan, serta kalibrasinya. Sedangkan soft-skill adalah kemampuan kepribadian suatu individu yang dibutuhkan dalam pekerjaan serta menunjukkan bagaimana cara untuk berinteraksi dengan orang lain, interaksi yang dimaksud dalam hal ini adalah interaksi antara tenaga elektromedis dengan pihak rumah sakit.Â
Kemampuan Komunikasi EfektifÂ
  Komunikasi efektif terjadi apabila pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan.
  Biasanya seorang elektromedis akan menyampaikan tentang kondisi terkini dari alat yang sudah dilakukan perawatan atau perbaikan kepada pihak rumah sakit, hal ini berkaitan dengan tindakan lanjutan yang mungkin akan diambil setelahnya, apakah diperlukan perbaikan lanjutan atau tidak. Dari sini kemampuan berkomunikasi secara efektif dibutuhkan oleh elektromedis. Seorang elektromedis harus mampu menyampaikan informasi secara jelas dan efektif, sehingga mempermudah koordinasi dengan tenaga medis dan rekan sesama teknisi lainnya.Â
Kemampuan Public Speaking
  Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan khalayak umum dengan tujuan menyampaikan pesan secara efektif. Ini melibatkan mengorganisir pikiran, memilih kata-kata yang tepat, menggunakan bahasa tubuh yang meyakinkan, dan menyesuaikan gaya berbicara sesuai dengan audiens yang dituju.
  Tidak terbatas pada komunikasi dengan pihak rumah sakit, seorang elektromedis biasanya juga perlu melakukan presentasi. Dalam hal ini diperlukan kemampuan public speaking yang baik agar informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan dipahami dengan jelas. Selain itu, perlu diketahui bahwa lulusan pendidikan teknik elektromedik tidak hanya dapat bekerja di lingkungan rumah sakit, tapi juga dapat bekerja di industri manufaktur, lembaga kalibrasi, dan lain-lain.
  Biasanya dalam lingkup lulusan elektromedik yang bekerja selain di lingkungan rumah sakit, kemampuan public speaking yang baik diperlukan untuk mempresentasikan laporan kerja sama atau penawaran produk baru. Kemampuan berbicara di depan umum merupakan salah satu soft-skill yang tergolong wajib dimiliki semua pekerja di segala bidang. Kemampuan public speaking bagi elektromedis sangat penting untuk membantu terciptanya komunikasi dua arah yang efektif, jelas, dan menarik serta mudah dipahami.Â
Kemampuan Problem SolvingÂ
  Problem solving merupakan kemampuan untuk menemukan penyebab suatu hambatan/masalah untuk mencapai tujuan dan menemukan solusi untuk menyelesaikan (jalan keluar) hambatan/masalah tersebut.
  Saat melakukan tugasnya, tidak jarang seorang elektromedis akan menemui kendala di saat melakukan instalasi, maintenance, kalibrasi, atau di saat-saat tidak terduga sekalipun. Masalah yang dihadapi tidak melulu terjadi di saat jam kerja, ada kalanya problem terjadi di luar lingkup kerja dan di saat bersamaan ada hal lain yang harus diselesaikan. Dengan pengetahuan yang mendalam tentang peralatan medis dan kemampuan analisis yang tajam, mereka diharapkan dapat mengurai masalah yang kompleks, mulai dari memeriksa koneksi kabel hingga mengkalibrasi perangkat. Karena itulah kemampuan problem solving seorang teknisi elektromedis memiliki dampak langsung terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
  Kemampuan problem solving seorang elektromedis dapat dilihat dari caranya menyiapkan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan, mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, mencari alternatif solusi atau pemecahan masalah, memilih solusi atau pemecahan masalah, mengimplementasikan pilihan solusi, dan pemantauan/pengambilan kesimpulan.Â
Kemampuan Beradaptasi
  Kemampuan beradaptasi berarti kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan situasi yang ada di sekitar, kemampuan untuk merespons perubahan dengan cepat dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
  Elektromedis dalam melaksanakan kewenangannya tidak hanya menangani satu jenis alat, semakin berpengalaman tenaga elektromedis maka akan semakin banyak pula jam terbang serta jenis alat yang sudah dikuasai. Dan tidak lupa, perkembangan teknologi alat elektromedik akan semakin pesat, sehingga elektromedis dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada. Tidak hanya tentang jenis alat yang dikuasai, ketika seorang teknisi elektromedis bekerja di dua tempat atau lebih, biasanya peraturan atau ketentuan, culture kerja, dan lingkungan kerja di masing-masing tempat juga pasti akan berbeda dan menyesuaikan. Untuk menghadapi perbedaan ini, seorang elektromedis membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi dengan baik.Â
Kemampuan Time Management
  Time management adalah keterampilan untuk mengelola waktu yang ada secara efektif untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi stress, dan mencapai target yang dituju. Kemampuan mengatur waktu dengan baik akan memberikan dampak yang cukup signifikan bagi seseorang dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan, seseorang akan mengetahui mana hal yang perlu dilaksanakan lebih dahulu, dan memaksimalkan waktu yang ada sebaik mungkin.
  Seorang elektromedis seringkali harus menangani banyak tugas sekaligus, mulai dari perawatan rutin, kalibrasi, hingga perbaikan darurat. Semakin banyak tugas yang harus ditangani, maka akan semakin banyak waktu yang akan terpakai, dan seringkali waktu yang terpakai belum termasuk waktu untuk transportasi apabila harus berpindah lokasi dari tempat satu ke tempat lainnya. Kemampuan manajemen waktu yang baik membantu mereka untuk memprioritaskan tugas dan menyelesaikan semuanya dengan efisien.
  Misalnya untuk prosedur kalibrasi alat defibrillator, waktu yang ditetapkan sebagai standar waktu kalibrasi adalah 50 menit, dan kegiatan selanjutnya adalah maintenance alat infuse pump dengan waktu yang belum dapat dipastikan. Maka seorang elektromedis sebisa mungkin harus memaksimalkan waktu yang ditetapkan untuk kalibrasi defibrillator, sehingga waktu lain yang tersisa di luar kegiatan kalibrasi bisa dimanfaatkan untuk hal kegiatan maintenance yang mungkin akan memakan waktu lebih panjang.Â
Relationship Building
  Kemampuan relationship building mencakup berbagai aktivitas dan perilaku yang berkontribusi pada pembentukan dan pemeliharaan koneksi. Hal ini melibatkan mendengarkan secara aktif, bersikap empati, menunjukkan dukungan, dan menginvestasikan waktu dan upaya untuk memahami orang lain.
  Elektromedis yang memiliki kemampuan membangun hubungan baik akan lebih mudah bekerja sama dengan dokter, perawat, dan teknisi lainnya. Membangun hubungan yang baik adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan banyak manfaat bagi seorang elektromedis. Melalui relasi yang terjalin, seorang elektromedis dapat memperoleh informasi terkini mengenai teknologi medis, tren terbaru, dan solusi atas permasalahan yang kompleks. Ini memungkinkan mereka untuk selalu mengikuti perkembangan dan memberikan layanan yang paling mutakhir.Â
Profesionalisme
  Terdapat satu poin penting terakhir yang tak dapat terpisahkan dari seorang elektromedis yang kompeten, yaitu profesionalisme. Profesionalisme adalah tentang bagaimana seorang karyawan bisa menempatkan dirinya selama berada dalam lingkup kerja maupun luar lingkup kerja. Bagaimana seorang karyawan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, tepat waktu dan memiliki nilai integritas.
  Profesionalisme teknisi elektromedis tidak hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang etika kerja, tanggung jawab, dan dedikasi. Profesionalisme teknisi elektromedis tercermin dari cara mereka menangani masalah alat, cara memastikan bahwa seluruh alat medis berada dalam kondisi baik, cara interaksi dengan pihak rumah sakit/klien, cara memanajemen waktu agar seluruh kegiatan profesi elektromedis yang dikerjakan selesai dengan waktu se-efisien mungkin, serta cara dalam membangun hubungan baik dengan pihak klien perusahaan/rumah sakit. Seorang elektromedis yang profesional tidak hanya memiliki keahlian teknis yang mumpuni, tetapi juga memiliki etika kerja yang tinggi.Â
Menjadi Individu yang Penuh Dedikasi dan Profesional
  Kombinasi antara hard skill dan soft skill, ditambah dengan dedikasi yang tinggi, akan menjadikan seorang elektromedis sebagai aset berharga bagi dunia kesehatan. Mereka tidak hanya berperan sebagai teknisi, tetapi juga sebagai mitra kerja yang dapat diandalkan oleh tim medis lainnya.
  Menjadi seseorang yang penuh dedikasi dan profesional adalah hal mutlak yang mendorong seseorang menuju kesuksesan. Kombinasi antara soft-skill dengan profesionalisme akan melengkapi hard-skill seorang pekerja, apapun pekerjaannya, untuk menuju reputasi yang gemilang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H