Mohon tunggu...
Cindy Mariska
Cindy Mariska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

S1 Geography Education, I am very interested in conservation and environmental issues and public speaking. Both of these are very much needed, especially in supporting the 17 SDG's.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ekoshap, Pemanfaatan Galon Bekas sebagai Media Tanam TOGA dan Kesadaran Lingkungan Masyarakat

2 Desember 2024   21:05 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:16 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadingkasri, Klojen — Kebun TOGA yang menjadi budidaya tanaman berkhasiat untuk dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional. Namun budidayanya belum banyak dijumpai saat ini, seiring dengan itu keresahan mengenai galon sekali pakai yang sering terbuang. Memunculkan sebuah reka baru dalam Program Pengembangan Lingkungan yang dikenal sebagai Ekoshap (Ekosistem Berbasis Sampah Plastik).

Program ini diinisiasi oleh tim mahasiswa Universitas Negeri Malang yang beranggotakan Cindy Mariska, Anggun Aswindy Ratih, Auliya Ahsana Kholisho, Devi Hariyanti, Vannia Muhtadiah Izzah, bekerjasama dengan Dosen Widya Karya yakni Ibu Andini sekaligus sebagai Ibu Rw. 5 Gadingkasri pemrakarsa kebun Toga serta Dosen pembimbing Hanafi, M.Pd. Program ini dilaksanakan pada Senin, 2 Desember 2024 dan akan terus dilakukan pengamatan perkembangan TOGA. 

Pendayagunaan Galon Plastik Bekas Menjadi Media Tanam TOGA

Daerah Gadingkasri terutama pada perumahan jalan gresik memiliki budidaya Tanaman Obat Keluarga yang dikelola oleh Ibu Rw 5 yang kebermanfaatannya di rasakan oleh masyarakat. Namun budidaya Tanaman Obat Keluarga belum masif dilakukan, melihat galon bekas sekali pakai yang tidak terpakai terpintas ide menjadikan galon bekas sekali pakai tersebut menjadi media tanam untuk Tanaman Obat Keluarga. Melalui Program Ekhosap memperkaya budidaya Tanaman Obat Keluarga,  dengan menanam Tanaman Obat Keluarga tanpa biaya yang mahal. 

Program ini memiliki beberapa rangkaian, sebagai berikut: 

  1. Koordinasi dengan Ibu Andini selaku Rw. 5 pengurus kebun TOGA, mengenai proses penanaman Tanaman Obat keluarga.

  2. Pengumpulan Galon Bekas sekali pakai dari hunian mahasiswa, kos-kos, asrama putri UM.

  3. Penanaman Tanaman Obat Keluarga melalui media tanam tanah yang diletakkan di galon bekas yang sudah dipotong. 

  4. Pemasangan Banner Ekhosap sebagai bentuk promosi budidaya TOGA melalui media tanam galon bekas yang sudah dilaksanakan kepada warga sekitar kebun TOGA.

Misi Pemberdayaan Lingkungan

Program ini sebagai bentuk kontribusi terhadap beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dengan memanfaatkan Galon bekas sekali pakai sebagai media tanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA), untuk memperkaya budidaya kebun TOGA di daerah Gadingkasri. Program Ekoshap didasari oleh SDG 15 (Ekosistem di Darat) dengan memanfaatkan limbah plastik untuk bercocok tanam, program ini mendukung pelestarian ekosistem darat melalui pengurangan pencemaran plastik dan peningkatan penghijauan.

Selain itu, Ekoshap juga berkontribusi pada SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) Dengan mendaur ulang galon bekas menjadi media tanam, praktik ini membantu mengurangi limbah plastik yang berkontribusi pada pencemaran lingkungan. Ini mencerminkan pengelolaan sumber daya secara efisien dan berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan SDG 3 (Kehidupan yang Sehat dan Kesejahteraan) Tanaman TOGA yang ditanam di galon bekas menyediakan bahan alami untuk pengobatan dan meningkatkan kesehatan keluarga, sehingga mendukung kesejahteraan masyarakat.

Sumber: Tim Ekoshap
Sumber: Tim Ekoshap

“Kebun TOGA itu saya tanam sendiri untuk warga disekitar disini  program supaya bermanfaat untuk warga sekitar yang membutuhkan tanaman obat tradisional, bagus jika kalian ingin ikut membudidayakannya juga” kata Ibu Rw 5 Gadingkasri, Ibu Andini. “Apalagi dengan galon yaa sebagai media tanamnya, yaa silahkan jika ingin melakukan kegiatan”. 

Langkah dalam Pembudidayaan

Dengan keberhasilan Program Ekoshap, budidaya Tanaman obat Keluarga tidak hanya menjadi program pemanfaatan galon bekas sekali pakai atau sampah plastik lainnya sebagai media tanam.tetapi juga mampu memperkaya budidaya Tanaman Obat Keluarga yang bermanfaat bagi warga sekitar terutama untuk dimanfaatkan menjadi obat tradisional yang masih diminati masyarakat. 

Program Ekoshap diharapkan menjadi asa untuk terciptanya kepeduliaan terhadap lingkungan dan budidaya ekosistem yang ada disekitar masyarakat. Sebagai langkah awal tanpa modal besar dengan memanfaatkan sumber daya sekitar. Program ini tidak hanya meningkatkan budidaya TOGA namun juga mengembangkan pribadi yang peduli terhadap ekosistem darat dan keberlangsungannya.

Sumber: Tim Ekoshap
Sumber: Tim Ekoshap

Hologram Program Ekoshap

Program Ekoshap menjadi bagian dalam program SDGs yang menjadi dasar project dalam salah satu mata kuliah di  Universitas Negeri Malang, dengan fokus utama budidaya ekosistem di darat. Program penanaman yang dilakukan di Kebun TOGA Gadingkasri yang berada di tengah kota malang sekitar permukiman masyarakat. Pemanfaatan Galon sebagai media tanam ini diharapkan menjadi solusi untuk memperkaya budidaya Tanaman Obat Keluarga sebagai obat tradisional yang berkesan dan berdampak langsung bagi masyarakat terutama sekitar kebun TOGA. 

Melalui Ekoshap membuktikan untuk memperkaya budidaya ekosistem darat sekitar bisa dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya ramah lingkungan. Juga sebagai aspirasi masyarakat sekitar untuk peduli terhadap lingkungan sekitar terutama penghijauan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun