Mohon tunggu...
Cindy L dan Siti Raihanah B
Cindy L dan Siti Raihanah B Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Financial

Badai Krisis 1998: Merger dan Akuisisi Mengubah Lanskap Ekonomi Indonesia

20 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 20 Mei 2024   10:13 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Krisis moneter 1998 bagaikan badai dahsyat yang menghantam Indonesia, meluluhlantakkan sendi-sendi perekonomian dan meninggalkan luka mendalam bagi rakyat. Di tengah kekacauan dan kepanikan, berbagai sektor industri merasakan dampaknya, tak terkecuali sektor keuangan dan perbankan.

Akar permasalahan bermula dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada pertengahan 1997. Penurunan drastis ini memicu efek domino yang melumpuhkan sektor keuangan. Utang luar negeri yang sebelumnya manageable, menjadi beban berat bagi perusahaan dan pemerintah. Banyak perusahaan yang tak mampu membayar utang dan terpaksa harus gulung tikar. Hal ini berakibat pada gelombang PHK massal yang menjerumuskan jutaan pekerja ke jurang pengangguran dan memicu terjadinya "financial distress" di tingkat individu dan keluarga. Kehilangan pekerjaan tak hanya berdampak pada pendapatan, tetapi juga memicu stress, depresi, dan hilangnya rasa aman.

Selain itu, sektor perbankan tak luput dari terjangan badai krisis. Kredit macet meledak, melumpuhkan operasional bank dan menggerus kepercayaan masyarakat. Kepercayaan yang hilang ini s memicu penarikan dana besar-besaran dari bank. Masyarakat yang panik berbondong-bondong mengambil tabungan mereka, memperparah krisis likuiditas dan melumpuhkan sistem keuangan.

Dalam situasi genting inilah, gelombang merger dan akuisisi menjadi strategi yang diadopsi oleh berbagai perusahaan untuk bertahan hidup dan merestrukturisasi bisnis mereka. Fenomena ini menjadi salah satu ciri khas krisis moneter 1998 dan meninggalkan jejak yang signifikan dalam sejarah ekonomi Indonesia.

Faktor Pendorong Gelombang Merger dan Akuisisi


Beberapa faktor utama mendorong maraknya merger dan akuisisi di masa krisis:

  • Anjloknya Nilai Tukar Rupiah: Penurunan drastis nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memicu lonjakan utang luar negeri bagi banyak perusahaan. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk memenuhi kewajiban finansial dan mendorong mereka mencari solusi melalui merger atau akuisisi.
  • Krisis Likuiditas: Krisis perbankan yang melanda menyebabkan kesulitan bagi perusahaan untuk mendapatkan akses pendanaan. Merger dan akuisisi menjadi alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan modal segar dan memperkuat struktur keuangan mereka.
  • Konsolidasi Industri: Krisis moneter memicu restrukturisasi industri di berbagai sektor. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar dan kuat melihat peluang untuk mengambil alih perusahaan yang lebih lemah, sehingga meningkatkan pangsa pasar dan memperkuat posisi mereka di industri.
  • Efisiensi dan Penghematan Biaya: Merger dan akuisisi memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan operasi dan sumber daya, sehingga meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya. Hal ini menjadi penting untuk meningkatkan daya saing dan bertahan hidup di tengah krisis

Dampak Merger dan Akuisisi terhadap Ekonomi dan Masyarakat

Gelombang merger dan akuisisi membawa dampak signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat Indonesia:

  • Perubahan Struktur Industri: Merger dan akuisisi memicu perubahan struktur industri di berbagai sektor. Beberapa industri mengalami konsolidasi yang signifikan, di mana perusahaan-perusahaan besar berusaha untuk mendominasi pasar.
  • Pengurangan Tenaga Kerja: Dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi, banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah merger atau akuisisi. Hal ini berdampak pada pengangguran dan memperparah situasi ekonomi masyarakat.
  • Munculnya Perusahaan Raksasa: Merger dan akuisisi melahirkan perusahaan-perusahaan raksasa dengan kekuatan dan pengaruh yang besar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi monopoli dan penyalahgunaan kekuatan pasar.
  • Perubahan Strategi Bisnis: Krisis moneter mendorong perusahaan untuk mengubah strategi bisnis mereka. Banyak perusahaan yang beralih fokus ke pasar domestik dan berinvestasi di sektor-sektor yang lebih tahan krisis.

Kasus-Kasus Terkenal Merger dan Akuisisi di Masa Krisis

Beberapa kasus merger dan akuisisi yang terkenal di masa krisis moneter 1998 antara lain:

  • Merger PT Bank Central Asia (BCA) dan PT Bank Niaga: Merger ini menciptakan bank swasta terbesar di Indonesia.
  • Akuisisi PT Bank Lippo oleh PT Bank Danamon: Akuisisi ini memperkuat posisi Danamon di sektor perbankan ritel.
  • Merger PT Astra International dan PT Toyota Astra Motor: Merger ini menciptakan perusahaan otomotif terbesar di Indonesia.
  • Akuisisi PT Indofood Sukses Makmur (Indofood) atas PT Bogasari Flour Mills: Akuisisi ini memperkuat dominasi Indofood di industri pengolahan tepung terigu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun