Mohon tunggu...
Cindy Lestari
Cindy Lestari Mohon Tunggu... profesional -

for further info, just check at : www.bukucadok.blogspot.com http://www.tanyadokteranda.com/author/cindy/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menyelam dengan Aman .. Sudah Siapkah Anda?

24 Februari 2012   07:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:14 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyelam -lebih dikenal dalam istilah Inggris yakni diving-  merupakan salah satu olahraga yang sangat menyenangkan. Melihat kehidupan laut dari dekat, siapa sih yang ingin melewatkan kesempatan tersebut? Tetapi seringkali kita takut untuk melakukan olahraga ini, karena beberapa orang mati ataupun lumpuh akibat menyelam. Mengapa orang bisa meninggal karena menyelam? Hal tersebut terjadi karena mereka tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk menyelam.  Melalui sebuah proses pelatihan yang baik dan benar, menyelam merupakan kegiatan yang relatif aman untuk dilakukan oleh semua kalangan. Yuk, makanya tahu dahulu mengenai penyelaman yang aman agar hati Anda tenang. Hati senang, mendapat pengalaman, keamanan pun terjamin! BAHAYA DALAM MENYELAM Sebelum menjalankan penyelaman, Anda perlu mengetahui dahulu resiko dari penyelaman itu sendiri. Ada beberapa keadaan yang merupakan kondisi berbahaya dalam menyelam. Berikut ini hanya akan dibahas dua keadaan berbahaya yang sering terjadi akibat penyelaman, yakni barotrauma dan dekompresi. Barotrauma Salah satu bahaya dalam diving adalah timbulnya keadaan yang disebut dengan barotrauma, yakni kerusakan pada telinga bagian tengah karena perbedaan tekanan udara antara bagian luar dengan bagian tengah telinga (dipisahkan oleh gendang telinga).

Gendang telinga memisahkan saluran telinga luar dengan telinga bagian tengah. Jika tekanan antara saluran luar dan dalam mengalami ketimpangan, gendang telinga bisa cedera. Untuk itu ada organ yang bisa menyeimbangkan tekanan tersebut, yakni eustachian tube (sebuah lubang penghubung antara telinga bagian tengah dengan bagian belakang hidung). Eustachian tube ini membantu mempertahankan keseimbangan tekanan pada kedua gendang pendengar dengan membolehkan udara luar memasuki telinga bagian dalam. Jika terjadi perubahan tiba-tiba pada tekanan udara luar ( misalnya selama pendakian, turunnya kapal terbang, atau menyelam), udara akan bergerak melalui eustachian tube untuk menyamakan tekanan di telinga bagian dalam. Jika terjadi sumbatan pada eustachian tube karena luka, tumor, infeksi, pilek, atau alergi, udara tidak bisa bergerak ke dalam telinga. Perbedaan tekanan ini yang membuat gendang pendengar mengalami memar, bahkan bisa sampai pecah dan berdarah. Jika perbedaan tekanan tersebut sangat timpang, dapat terjadi kehilangan pendengaran atau kegamangan. Jika sudah mengerti mekanismenya, maka gampang saja mengatasinya. Barotrauma dapat diatasi dengan melakukan beberapa maneuver, yakni :

  • Bernafas dengan mulut terbuka, mengunyah permen karet, atau menelan sewaktu pesawat naik ke atas.
  • Menjepit hidung, menahan mulut tetap tertutup, dan mencoba mengeluarkan udara dengan lembut lewat hidung sewaktu pesawat turun atau melakukan penyelaman lebih dalam di air.
  • Menggunakan dekongestan ketika bepergian dengan pesawat pada orang yang sedang menderita infeksi saluran pernafasan atau alergi, untuk menolong terbukanya eustachian tube dan menyamakan tekanan pada gendang pendengar. Menyelam sebaiknya dihindari sampai infeksi atau alergi terkendali.

Dekompresi Dekompresi (Decompression Sickness) adalah suatu keadaan yang paling harus dihindari oleh setiap penyelam. Secara sederhana dekompresi adalah suatu keadaan medis dimana akumulasi nitrogen dalam tubuh selama menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf. Bagaimana hal demikian bisa terjadi? Seperti kita ketahui, mayoritas udara yang kita hirup adalah nitrogen dan oksigen. Di sisi lain, saat menyelam, udara yang kita hirup lebih banyak dari pada biasanya karena peningkatan tekanan udara. Akibat kelebihan udara tersebut, gas nitrogen akan terakumulasi didalam tubuh penyelam, seiring dengan lamanya menyelam dan kedalaman penyelaman. Sebenarnya kelebihan nitrogen tersebut bisa dinetralisir tubuh sepanjang kita tidak menyelam terlalu lama, tidak terlalu dalam, dan naik perlahan-lahan sehabis menyelam. Namun masalah terjadi bila kita naik dengan cepat dari kedalaman tertentu ke permukaan air. Nitrogen yang sudah terakumulasi di dalam cairan tubuh penyelam akan dilepas dalam bentuk gelembung udara (buih) akibat dari penurunan tekanan secara drastis. Buih-buih inilah yang akan menyumbat aliran darah maupun sistem syaraf tubuh manusia. Gejala-gejala dekompresi biasanya timbul sesaat setelah menyelam atau tertunda sampai maksimal 48 jam. Gejala dekompresi tidak mungkin terjadi setelah melewati 48 jam, karena dalam waktu tersebut tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen.  Dalam waktu 48 jam tersebut, penyelam tidak boleh naik pesawat terbang, karena dekompresi masih bisa terjadi akibat perbedaan tekanan udara di permukaan laut dan di ketinggian jelajah pesawat terbang. Mengkonsumsi alkohol, keletihan, faktor obesitas, usia, dll. pun dapat meningkatkan resiko dekompresi. Dekompresi dapat menyebabkan rasa sakit di persendian, sakit kepala, dan gatal-gatal di kulit. Dekompresi yang lebih parah dapat mengakibatkan kelumpuhan, kehilangan kesadaran (pingsan), mati rasa, bahkan kematian. Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dekompresi cukup mudah, yakni naik ke permukaan secara perlahan-lahan sehabis menyelam dengan kecepatan 18 meter dalam 1 menit. Jika sampai terjadi gejala dekompresi pada penyelam, pertolongan pertama yang harus diberikan adalah pemberian oksigen murni (100%), setelah itu segera menghubungi Rumah Sakit yang memiliki fasilitas Hyperbarik (Recompression Chamber). Gejala-gejala Dekompresi tidak akan membaik sampai si korban mendapatkan terapi hiperbarik. SIAPKAH ANDA UNTUK MENYELAM?

Biasanya sebelum menyelam, operator diving akan meminta anda untuk mengisi kuisoner catatan kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan Anda untuk melakukan penyelaman. Tujuan dari kuesioner tersebut adalah untuk mengetahui, apakah anda memerlukan proses pemeriksaan dokter sebelum berpartisipasi dalam program pelatihan menyelam. Kondisi anda layak untuk menyelam jika anda menjawab TIDAK untuk semua bertanyaan di bawah ini. Tapi jika anda menjawab YA pada salah satu atau beberapa pertanyaaan, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan pernyataan bahwa dengan kondisi tersebut Anda masih boleh melakukan penyelaman. Berikut ini pertanyaan – pertanyaan mengenai kesehatan anda : 1. Apakah anda sedang hamil atau melakukan usaha agar dapat hamil? 2. Apakah anda mengkonsumsi obat-obatan saat ini? (tidak termasuk pil KB atau anti malaria) 3. Apakah anda berumur lebih dari 45 tahun dan menjawab YA untuk satu atau lebih pertanyaan berikut?
  • Merokok atau menggunakan cerutu
  • Mengalami tingkat kolesterol tinggi
  • Memiliki riwayat keluarga terkena serangan jantung atau stroke
  • Sedang dalam perawatan medis
  • Menderita tekanan darah tinggi
  • Menderita Diabetes Millitus, meskipun dikendikan dengan diet

4. Apakah anda pernah atau sedang mengalami…

  • Otak : epilepsi, kejang yang memerlukan obat, sering migren yang tidak bisa sembuh sendiri, sering tidak sadar atau pingsan (hilang kesadarang penuh / sebagian),  mabuk perjalanan yang parah (mabuk laut, mabuk berkendaraan, dll)?
  • Pembuluh darah : dehidrasi yang memerlukan pertolongan medis, tekanan darah tinggi atau perlu obat untuk mengendalikan tekanan darah, perdarahan atau gangguan darah lainnya?
  • THT : pembedahan sinus, penyakit telinga, pembedahan telinga, gangguan pendengaran dan keseimbangan, penyakit telinga yang berulang?
  • Paru-paru : asma, pilek, sinusitis, bronkitis, serangan alergi yang parah, penyakit paru-paru, atau pneumothorax (gagal paru-paru)?
  • Jantung : Penyakit dada lainya atau pembedahan dada, penyakit jantung, serangan jantung, angina, pembedahan jantung atau pembuluh darah?
  • Saluran pencernaan : hernia, pembedahan usus besar atau usus halus?
  • Punggung : masalah punggung yang berulang, pembedahan punggung / tulang belakang?
  • Metabolik : Diabetes?
  • Extremitas : masalah pada lengan atau kaki yang diikuti pembedahan, luka, tulang retak?
  • Trauma : Kecelakaan akibat menyelam, penyakit Dekompresi, luka di kepala diikuti kehilangan kesadaran dalam waktu 5 tahun terakhir?
  • Mental : Masalah tingkah laku, mental atau psikologi (serangan panik, takut terhadap ruang tertutup atau terbuka), penggunaan obat (narkoba) atau dalam masa penyembuhan, kecanduan alkohol dalam waktu 5 tahun terakhir?

Selain itu, ada beberapa kondisi yang disarankan untuk tidak melakukan diving. Kondisi apa saja itu? 1. Kelebihan berat badan yang ekstrim. Diving merupakan salah satu aktivitas yang setara dengan olahraga berat. Sistem pernafasan dan sirkulasi darah harus dalam keadaan yang baik. Semua rongga – rongga yang ada dalam tubuh harus dalam keadaan normal dan sehat. 2. Penderita gangguan jantung, flu, penyumbatan saluran pernafasan, epilepsi, gangguan medis serius, atau di bawah pengaruh alkohol dan zat narkoba. Jika penyakit tersebut sudah dapat dikontrol dengan penggunaan obat-obatan secara teratur, tetap saja Anda harus berkonsultasi dengan dokter anda terlebih dahulu sebelum atau sesudah melakukan kegiatan diving. 3. Penggunaan peralatan scuba diving yang tidak benar. Untuk melakukan diving dengan aman, anda harus mendapat instruksi secara menyeluruh dan dalam pengawasan langsung dari seorang instruktur yang mempunyai kualifikasi untuk mengajar. TIPS DAN TRIK DIVING

Sebagian besar komplikasi dan kematian terjadi saat penyelaman perdana. Untuk itu, kedalaman dan durasi penyelaman disesuaikan dengan batas-batas pengalaman Anda dan tingkat pelatihan. Berikut ini beberapa tips dan trik menyelam yang aman!

  • Jangan pernah menyelam ketika Anda tidak merasa sehat. Selama di dalam air,  Anda harus menyesuaikan tekanan telinga anda dengan tekanan air dan melakukan mask clearing. Usahakan untuk tidak melakukan penyelaman di luar parameter tabel penyelaman atau jam tangan Anda (informasi yang membantu Anda menghindari penyakit dekompresi).
  • Jangan menahan nafas Anda saat naik ke permukaan. Usahakan pada saat naik ke permukaan air, lakukan secara perlahan-lahan sambil bernapas normal.
  • Bekali diri Anda dengan pengetahuan dunia laut. Pelajari jenis ikan yang berbahaya, karang, arus pasang, dan bahaya lain untuk menghindari terjadinya cedera.
  • Tetap tenang ketika berada di bawah air. Jika Anda menjadi bingung atau takut selama menyelam, cobalah untuk bersantai dan memikirkan hal yang menyenangkan. Anda juga bisa mendapatkan bantuan dari teman ataupun pembimbing Anda.
  • Jangan menyelam seorang diri.
  • Selalu lakukan perencanaan sebelum anda menyelam dan melakukan hal-hal yang sesuai dengan rencana anda.
  • Pastikan bahwa peralatan selam Anda bisa membantu dalam penyelaman Anda dan lakukan pengecekan apakah peralatan tersebut dapat bekerja dengan baik sebelum melakukan penyelaman.
  • Jangan minum alkohol sebelum menyelam.
  • Jangan menyelam sambil minum obat kecuali dokter sudah menyatakan obat ini tidak mengganggu penyelaman Anda.
  • Perhatikan keadaan cuaca sebelum menyelam. Air adalah penghantar listrik. Segera tinggalkan air (laut) begitu mendengar petir menyambar di kejauhan.
  • Lindungi kulit anda dengan sunscreen / sunblock. Perhatikan kandungan bahan yang terdapat di dalamnya.
  • Perbanyak minum. Tubuh anda akan membutuhkan banyak air. Hindari dehidrasi.
  • Setelah anda berada dalam air, jangan menyentuh atau memegang makhluk laut yang indah dipandang, apalagi jika anda tidak mengenakan gloves.
  • Diving bisa berbahaya jika Anda memiliki masalah medis tertentu. Tanyakan dokter anda seberapa besar penyelaman dapat mempengaruhi kesehatan Anda. .

Sekarang Anda sudah siap untuk menyelam! Selamat menikmati pemandangan yang luar biasa!

SUMBER :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun