Di era manajemen modern, sistem pengendalian manajemen (SPM) memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran pelaksanaan strategi organisasi. Sistem ini biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu pengendalian formal dan pengendalian informal. Selama bertahun-tahun, pengendalian formal seperti anggaran, penilaian kinerja, dan indikator keuangan telah mendominasi praktik manajemen. Namun, seberapa sering kita menyadari bahwa pengendalian informal, seperti rasa percaya, budaya organisasi, dan komitmen, juga berperan besar dalam kesuksesan organisasi?
Sistem pengendalian manajemen formal telah menjadi bagian integral dalam operasional sebuah organisasi. Namun, sering kali sistem pengendalian informal yang ada di balik layar formal tersebut terabaikan. Sistem pengendalian informal bukanlah hal yang baru; ia telah menjadi elemen penting dalam membentuk perilaku dan motivasi anggota organisasi. Artikel ini akan membahas tentang pentingnya sistem pengendalian informal dan alasannya sering kali terabaikan.
Pengertian Sistem Pengendalian Informal
Sistem pengendalian informal melibatkan norma, nilai-nilai, dan praktik yang tidak secara resmi ditetapkan namun terbentuk secara alami dalam interaksi sosial di dalam organisasi. Ia membentuk budaya organisasi yang unik dan mempengaruhi perilaku anggota organisasi secara langsung.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sistem Pengendalian Informal
Faktor-faktor internal seperti budaya, gaya manajemen, dan persepsi komunikasi sangat mempengaruhi sistem pengendalian informalmulai dari etos kerja sampai hubungan interpersonal antara manager dan karyawan. Selain itu, faktor eksternal seperti norma-norma perilaku kolektif juga berpengaruh besar dalam membentuk sistem pengendalian informal ini.
Pentingnya Sistem Pengendalian Informal
Sistem pengendalian informal memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya penting dalam operasional organisasi. Berikut adalah beberapa poin penting:
- Budaya Organisasi
Sistem pengendalian informal dapat membentuk budaya organisasi yang kuat dan konsisten. Hal ini memberikan motivasi intrinsik kepada anggota organisasi untuk bekerja dengan lebih efektif dan berkontribusi pada tujuan bersama.
- Kepercayaan dan Kolaborasi
Kepercayaan di antara anggota organisasi yang tinggi serta kolaborasi baik dapat meningkatkan pertukaran ide, sharing pengetahuan, serta inovasi. Ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja dan hasil organisasi secara keseluruhan.
- Fleksibilitas
Sistem pengendalian informal bisa lebih fleksibel dibandingkan dengan yang formal. Hal ini memungkinkan anggota organisasi untuk merespons perubahan cepat dan situasi tidak terduga dengan lebih adaptif, sehingga meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghadapi tantangan baru.
Mengapa Sistem Pengendalian Informal Sering Terabaikan?
Salah satu alasan utama mengapa pengendalian informal sering diabaikan adalah karena sulitnya diukur. Sistem pengendalian formal memberikan hasil yang jelas dan terukur, seperti pencapaian target keuangan atau produktivitas yang bisa dihitung dalam angka. Sebaliknya, bagaimana kita mengukur rasa percaya antar karyawan? Bagaimana menilai dampak budaya kerja terhadap motivasi tim?
Namun, justru karena elemen-elemen informal ini bersifat subjektif dan emosional, mereka menjadi komponen penting dalam membangun hubungan yang kuat di dalam organisasi. Dalam lingkungan kerja yang kompetitif dan penuh tekanan, hubungan interpersonal yang baik dapat menjadi penentu keberhasilan sebuah tim. Jika karyawan merasa bahwa mereka dihargai dan dipercaya, mereka akan lebih termotivasi untuk memberikan kinerja terbaik.