Semakin berkembangnya zaman membuat teknologi semakin berkembang pesat di segala aspek kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Pendidikan saat ini bertransformasi menjadi lebih modern, terlebih di masa pandemic yang serba mengandalkan teknologi akibat penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini mengakibatkan berbagai platform digital saat ini banyak digunakan, misalnya saja Zoom hingga Google Classroom. Semua itu tidak terlepas dari peran kemajuan teknologi yang begitu mendominasi. Perkembangan teknologi memberikan peluang terhadap terciptanya metode-metode baru dalam pembelajaran. Hal itu dikarenakan terknologi mampu memberikan fasilitas yang membuat sebuah pendidikan menjadi lebih bermakna, efektif, dan efisien. Hal tersebut dapat kita lihat dalam pemanfaatan ternologi digital dalam pendidikan. Penggunaan teknologi digital pada masa pandemi memberikan pengaruh besar pada dunia pendidikan yang memasuki budaya baru, yaitu digitalisasi dunia pendidikan. Hal itu didasarkan pada banyaknya fenomena penggunaan produk teknologi digital sebagai sarana dalam sistem pelaksanakan pendidikan.
Lalu, sebenarnya apa itu digitalisasi pendidikan? Seberapa besar pengaruh dan efektivitas eksistensi  digitalisasi pendidikan dalam PJJ di masa pandemic? Apa saja tantangan yang dihadapi dalam pengimplementasian digitalisasi pendidikan bagi pembelajaran di masa pandemic? Digitalisasi pendidikan sendiri diartikan sebagai upaya menunjang pembelajaran secara online tanpa mengurangi makna dari proses belajar-mengajar itu sendiri dengan memaksimalkan berbagai platform teknologi yang ada, terlebih di masa pandemic ini sendiri yang menuntut adanya pembelajaran secara online menuntut berbagai pihak mengupayakan pembelajaran berlangsung efektif, efisien, dan menyenangkan namun tetap fleksibel.
Digitalisasi pendidikan bukan hanya sekedar metode pembelajaran terkini yang wajib diaplikasikan kepada peserta didik; lebih dari itu, digitalisasi pendidikan berperan sebagai penuntun perubahan dalam menyongsong era Revolusi Industri 4.0. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan digitalisasi pendidikan merubah metode pembelajaran yang semula bersifat tradisional menjadi modern yang membawa perubahan orientasi kepada peserta didik seperti mengajarkan kepada siswa teknologi dengan penggunan teknologi dalam pengajaran, belajar bekerjasama, kolaborasi, perbaikan komunikasi, membudayakan kreativitas dan inovasi, mengajarkan pembelajaran yang relefan dengan dunia nyata, model pembelajara kepada siswa dsb.
Baik para peneliti dalam negeri maupun mancanegara digitalisasi pendidikan secara signifikan mampu mengubah hubungan antara guru dan siswa. Hal ini disebabkan fakta bahwa saat ini siswa memiliki akses gratis ke berbagai sumber informasi, yang bertentangan dengan model pendidikan tradisional, dan oleh karena itu metode pengajaran harus lebih interaktif dan menarik berdasarkan teknologi digital. Digitalisasi tidak sepenuhnya menghilangkan faktor manusia dalam pendidikan; hanya mendefinisikan tempat baru dan kualifikasi guru dalam masyarakat digital dan sistem pendidikan [5]. Guru seharusnya tidak lagi menjadi penyampai pengetahuan, tetapi mulai memainkan perannya sebagai mentor dan fasilitator, yang bertugas membantu siswa beradaptasi dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh. Di Rusia dannegara-negara maju lainnya, terdapat ketakutan besar akan perubahan dan hilangnya keprcayaan diri; fokus pada stabilitas dan kurangnya visi strategis.
Digitalisasi pendidikan dikemas dalam berbagai metode, yaitu: hadirnya inovasi startup pendidikan berupa bimbingan belajar secara online dengan menghadirkan guru secara virtual dalam bentuk video seperti yang dilakukan Quipper Video dan Ruang Guru; pemanfaatan fitur chat group dalam aplikasi WhatsApp ataupun Google Classroom dalam hal pemberian tugas; hingga pengisian e-raport atau raport online oleh guru. Memang pergeseran metode pembelajaran ini dibutuhkan adaptasi yang tidak sebentar, baik dari pihak pengajar maupun peserta didik dan bahkan mungkin masih digunakan pasca pandemi sebagai media yang secara relevan dengan perubahan zaman. Proses digitalisasi ini makin lama akan berubah menjadi proses transformasi digital dikarenakan praktis dan kemudahan yang ditawarkan.
Dalam menerapkan digitalisasi pendidikan bukanlah hal yang mudah. Memang dengan adanya digitalisasi dalam dunia pendidikan menjadikan peserta didik maupun guru "melek" teknologi. Akan tetapi, dalam pengimplementasiannya terdapat berbagai tantangan yang akan dihadapi, misalnya saja penggunaan aplikasi pendidikan bagi guru-guru senior yang memang tidak melekat pada teknologi. Disamping itu, Keterampilan baru akan muncul menggantikan keterampilan-keterampilan lama yang sudah usang. Apabila semua guru dan stakeholder pendidikan tidak mengikuti tren perubahan maka tidak lagi dapat berperan aktif dalam berbagai pekerjaan dan pemanfaatan audio, visual, dan audiovisual yang kurang maksimal dalam penyampaian materi juga menjadi salah satu tantangannya, sebab Ketika guru kurang menonjolkan sisi kreatifitasnya maka konsep-konsep yang dijelaskan kurang optimal dari segi penggambaran nyata, terlebih dalam materi pada ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, dan antropologi sangat cenderung menciptakan nuansa monoton ketika guru tidak mampu membawa materi pada frekuensi yang sama dengan siswa.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Mendikbud Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa tren digitalisasi ini akan terus berlangusng bahkan akan terjadi kolaborasi antara analag dan digital meskipun pandemi berakhir. Menurutnya, meskipun peran guru tidak akan tergantikan justru dikuatkan potensinya melalui digitalisasi pendidikan. Dalam dunia pendidikan, perubahan metode pembelajaran dari tradisional ke digital yang paling dirasakan yaitu dalam proses belajar mengajar yang berubah menjadi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dikarenakan pandemi yang harus jaga jarak satu dengan yang lain. Perubahan PJJ ini membuat semua bahan ajar mengalami proses digitisasi agar nantinya bisa digunakan dalam proses digital, sehingga muncullah istilah E-learning, Online learning, Virtual learning dan Digital Learning dengan pemahaman yang sama, yaitu pembelajaran  berbasis teknologi informasi dan komunikasi, atau technology-enhanced learning.
Melihat tantangan yang dihadapi dalam menjalankan metode pembelajaran dalam menyongsong era digital, disamping menambah ketersediaan sarana prasarana pembelajaran digital, pemerintah juga berupaya mengadakan pelatihan dan pembekalan yang cukup agar nantinya tenaga pendidik memiliki kompetensi dan kualifikasi mumpuni dalam menjalankan berbagai metode atau strategi pembelajaran berbasis digital. Dengan demikian, pendidikan sebagai corong utama perubahan penyongsong revolusi industri di abad 21 harus mengalami perubahan. Baik dalam taraf pemikiran maupun dalam mewujudkan metode dan kurikulum pembelajaran. Perubahan tersebut bisa dimulai dengan merevolusi para pengajar yang akan membawa perubahan kepada para siswa. Perubahan orientasi tersebut seperti mengajarkan kepada siswa teknologi dengan penggunan teknologi dalam pengajaran, belajar bekerjasama, kolaborasi, perbaikan komunikasi, membudayakan kreativitas dan inovasi, mengajarkan pembelajaran yang relefan dengan dunia nyata, model pembelajara kepada siswa dsb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H