Mohon tunggu...
Cindy Fernanda
Cindy Fernanda Mohon Tunggu... Seniman - a psych student

lots in my head.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seni Tidak Peduli dengan "Peer Pressure" di Usia Remaja

20 November 2021   08:24 Diperbarui: 20 November 2021   08:27 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa kamu pernah mendengar kata-kata 'peer pressure'? Mungkin kamu sering mendengarnya, mungkin juta tidak. 

Peer influence/ peer pressure adalah sesuatu yang mungkin kamu pilih untuk lakukan karena kamu ingin diterima dengan teman-temanmu. Pengaruh ini kadang pengaruh yang tidak mau kamu lakukan. 

Seiring bertambah usia, remaja memang sering mengalami identity confusion dan mereka ingin memvalidasi kebingungan itu sehingga mereka juga ingin mencoba banyak hal. Mereka ingin dikenal dan ingin melakukan apa saja yang seharusnya kebanyakan remaja lakukan. 

Peer influence sebenarnya bisa bersifat positif namun negatif juga. Positif dalam artian mungkin remaja bisa terpengaruh untuk lebih asertif, mencoba hal-hal baru, sadar tidak sadar juga tertanam nilai moral di dalam diri mereka. Namun itu akan menyimpang ke arah negatif jika dirinya akan jatuh ke dalam kenakalan remaja.

Normal-normal saja jika para remaja terpengaruh oleh teman-temannya, itu bagian dari hidup mereka dan memang seharusnya begitu. Mendengarkan musik dan style pakaian yang sama tidak berarti remaja akan jatuh ke dalam pergaulan yang sama. 

Seni tidak peduli dengan peer pressure ini, yang berarti tidak perlu peduli dengan semua hal, tidak perlu mencoba semua hal untuk divalidasi dengan orang lain. Kamu tidak perlu memaksa dirimu sendiri untuk melakukan semua hal itu. Lakukan hal yang kamu mau saja lakukan dan jangan lakukan hal itu demi mendapat validasi dari orang lain. 

Ada satu hal yang ajaib agar kamu tidak perlu FOMO (Fear of Missing Out) dari semua tekanan yang kamu punya di sekelilingmu, tak lain adalah dari mengenal dirimu sendiri. Cara ini adalah satu-satunya cara agar kamu bisa mengetahui value di dalam dirimu, apa yang kamu suka dan tidak suka, mau jadi apa saat kamu besar nanti, kamu tahu masa depanmu, dan lainnya. 

Lalu bagaimana cara mengenal diri sendiri? Bukankah itu sulit, apalagi untuk kamu para remaja yang tidak tahu. Mengenal diri sendiri bukan proses satu malam. Manusia itu kompleks, kamu tidak bisa mengenal dirimu dengan rentang waktu hanya satu malam. Tidak apa-apa kamu mengambil waktu 1 minggu mungkin sampai berbulan-bulan. Lewat pengalaman yang menyenangkan, sedih, kecewa, dari situ kamu akan tahu siapa dirimu. Selalu tanyakan apa yang kamu rasakan terutama saat kamu mungkin merasa sedih atau kecewa, 

  1. Apa penyebabnya? 

  2. Apa yang membuatmu merasa kecewa? Mengapa hal ini membuat kamu merasa kecewa?

  3. Jika ke depannya nanti kamu mungkin akan kecewa lagi dengan hal yang sama, apa yang akan kamu lakukan? 

  4. Kalau memang hal ini akan terjadi lagi di waktu depan, apa yang bisa kamu lakukan untuk hal itu? Apa kamu akan merasa biasa saja? Atau kamu bisa menerimanya karena hal itu di luar kontrol? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa memandumu menemukan jawaban dan mempunyai self-control lebih lagi terhadap dirimu kedepannya. 

Satu hal yang penting, jika kita, para remaja senang dengan siapa diri kita, dengan value nilai kita, tahu batasan (self boundaries) dengan orang lain, kita juga tidak akan terpengaruh oleh kondisi lingkungan diluar sana.
Segitu dulu pesanku, terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun