Mohon tunggu...
Cindy Fernanda
Cindy Fernanda Mohon Tunggu... Seniman - a psych student

lots in my head.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gaslighting: Pelecehan Emosinal, Apa Itu?

3 Oktober 2021   13:43 Diperbarui: 3 Oktober 2021   13:51 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Masa sih? Aku ga pernah ngomong itu”“Kamu terlalu sensitif”“Aku ga mungkin salah, mungkin dirimu saja yang pelupa”
Istilah ini dinamakan ‘gaslighting’ yang merujuk pada bentuk manipulasi yang biasanya terjadi dalam hubungan tidak sehat. Bentuk manipulasi terjadi dalam hubungan kencan sampai pernikahan, tetapi tidak jarang juga dalam persahabatan dan anggota keluarga.

Mereka melakukan “pelecehan emosional” ini untuk mengerahkan kekuasaan atas orang lain sampai membuat korbannya tidak yakin dengan dirinya sendiri. Pada akhirnya, korban akan merasa ragu, mempertanyakan diri terus menerus, tak jarang sampai terjun ke anxiety disorder ataupun depresi. Bagaimana terjadinya?

Gaslighting biasanya dilakukan oleh seorang yang narsistik, yang selalu menganggap diri mereka benar sehingga perasaan orang tidak diperhitungkan lagi bagi mereka. Setelah berkomunikasi dengan orang yang ‘memanipulasi’ dirimu, biasanya kamu akan merasa bingung dan bertanya-tanya apa ada yang salah dengan dirimu. Taktik seperti ini akan membuat dirimu kebingungan dan mempertanyakan penilaian maupun kesehatan mencal secara keseluruhan

Biasanya seorang gaslighter, mereka akan

  1. Berbohong

Keterampilan yang tidak baik yang mungkin menjadi kemampuan dasar seorang gaslighter. Mereka mudah berbohong dan tidak ingin kalah darimu, bahkan ketika kamu meminta bukti, mereka akan memanipulasi pikiranmu lagi dengan kebohongan mereka. Lebih parah lagi ketika dirimu tahu mereka sedang berbohong, mereka akan terlihat sangat meyakinkan sehingga pada akhirnya kamu akan mempertanyakan dirimu lagi. 

  1. Blame shifting

Setiap pembicaraan yang kamu lakukan dengan seorang gaslighter, entah bagaimana caranya kesalahan akan dioper ke dirimu sebagaimana memang seharusnya kamu yang salah. Mereka dapat memutarbalikkan fakta dan mengklaim bahwa jika saja kamu berperilaku berbeda, mungkin mereka tidak akan memperlakukan dirimu seperti yang mereka lakukan pada saat itu. 

  1. Menggunakan kata-kata menyentuh sebagai senjata

Mereka akan menggunakan kata-kata baik dan menyentuh agar situasi berjalan dengan lancar dan mulus. Mungkin mereka akan berkata “Kamu tahu seberapa besar sayangku, aku tidak akan pernah menyakiti hatimu karena itu kamu harus mendengarkanku.”

  1. Meminimalkan pikiran dan perasaanmu

Mereka menekan emosimu seperti hal yang terjadi tidak seburuk yang kamu pikirkan. Mungkin mereka akan berkata “Tenang,” “Kamu berlebihan,” atau “Mengapa kamu sensitif sekali?” Perkataan inilah yang membuat kamu menekan perasaanmu dan merasa apa yang kamu rasakan itu salah. 

  1. Membuat persepsi satu sama lain

Mereka akan membuat kesan dirimu di mata orang lain adalah kesan dari pandangan diri mereka sendiri. Jika mereka ingin menjelek-jelekkan mu, itu sangat mudah bagi mereka untuk meyakinkan orang lain. Tetapi di depanmu, mungkin saja mereka mulai berbicara bahwa dirimu sangat berharga di matanya atau mungkin saja malah dia yang menjelek-jelekan orang lain di hadapanmu dan tentu saja kata-katanya akan terdengar meyakinkan. 

Sumber :

DiGiulio, S. (2018, August 15). What is gaslighting? And how do you know if it’s happening to you? NBC News.

Morris, S. Y. (2017, April 1). How to Recognize Gaslighting and Get Help. Healthline. 

Stern, R. (2019b, January 3). Gaslighting in relationships: How to spot it and shut it down. Vox. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun