Di China bagian Selatan Tidak ada perayaan besar-besaran dengan kunjungan dari satu rumah ke rumah lainnya seperti di Indonesia, makan kue kering dan jejamuan, dan lain sebagainya. Bahkan, banyak masyarakat yang memilih untuk lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, di restoran makan, atau di taman bersama sanak keluarga dan rekan kerja. Â
Contohnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini adalah hari imlek pertama di kota Fuzhou, di Taman Wulong River, dapat dilihat banyak keluarga yang kumpul dan bermain di taman ini.
      Â
3. Perbedaan Tradisi Kunjungan Rumah di Indonesia dan China Selatan:Â
Di Indonesia, tradisi mengunjungi rumah saudara, tetangga, atau teman sangat kuat selama perayaan Imlek. Kunjungan ini dikenal dengan istilah "paini/paicia/baijia/拜家" dan memberikan angpao (amplop merah berisi uang) sebagai tanda penghormatan dan doa untuk kesejahteraan, kemakmuran, dan kesuksesan, selain itu tamu makan kue kering, manisan, minuman serta makanan berat lainnya . Kegiatan ini menciptakan suasana yang meriah dan penuh interaksi sosial.
Namun, di China bagian Selatan,tepatnya di Kota Fuzhou. meskipun tradisi memberikan angpao masih ada, tetapi sebagian besar masyarakat tidak ada kunjungan besar-besaran antara rumah satu dengan yang lain. tidak ada kue kering diatas meja, tidak ada kue keranjang/kue bakul, tidak manisan dan lain sebagainya. yang hanya adalah makan bersama dan nge-teh atau minum bersama sambil berkomunikasi mengenai karir, pekerjaan, pendidikan, tempat wisata dan lain-lain.Â
Jadi banyak keluarga yang lebih memilih untuk merayakan Imlek secara intim di rumah, dengan makan malam keluarga dan berdoa bersama untuk kelancaran dan kesejahteraan di tahun yang baru. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh nilai-nilai yang lebih fokus pada kedamaian dan ketenangan.
4. Pengaruh Budaya Lokal dan Agama:Â