Sebagian dari individu mungkin memukul rata penamaan atasannya baik dalam sebuah organisasi atau dunia perkantorkan sebagai seorang "boss". Tetapi, apakah Anda pernah bertanya-tanya apakah bos Anda saat ini seorang pemimpin atau pimpinan? Terdengar mirip, namun nyatanya sangatlah berbeda.
Secara garis besar seorang yang dapat dikatakan sebagai pemimpin ialah individu dengan keahlian dan kharisma yang dapat memberikan pengaruh besar di sekitarnya. Sementara pimpinan iala individu yang secara formal memiliki level di atas kita.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua individu memiliki peluang yang sama besarnya untuk menjadi seorang pimpinan. Namun tidak semua individu dapat menjadi seorang pemimpin.
Saat ini, pilihannya berada di tangan Anda. Pilihlah dengan penuh kehati-hatian dan kebijaksanaan jika waktunya tiba.
Sedikit bernostalgia, ingatkah Anda kenangan-kenangan dimasa sekolah atau kuliah? Anda mungkin tidak menyukai mata pelajaran matematika saat SMA kelas 1 karena menurut Anda itu sangat membosankan dan begitu rumit. Namun semuanya berubah saat SMA kelas 2. Anda mendapatkan guru matematika baru yang begitu menyenangkan dengan penjelasan-penjelasannya yang begitu mudah untuk dipahami. Lantas bagaimana pandangan Anda terhadap Matematika setelahnya?
Faktanya, terkadang pandangan kita terhadap sebuah objek akan berubah saat kita menyukai subjeknya. Hal tersebut berlaku demikian juga di dalam dunia pekerjaan.
Berapa banyak individu yang bekerja diluar harapan, ekspektasi serta keinginannya? Bukankah begitu banyak? Anda tidak akan pernah tahu seberapa membosankan dan rumit hari-harinya dalam menjalankan pekerjaan demi pekerjaan. Sebagian akan menganggap itu adalah hal yang lebay dan berlebihan sedangkan sebagiannya akan mencoba berempati dengan perasaan tersebut. Bagian manakah yang akan Anda pilih?
Idealnya seorang pemimpin dibekali dengan pelatihan Psychological First Aid (PFA). Sebagai wujud inisitif dan kampanye pentingnya mental health awareness di lingkungan kerja.
Kesehatan mental ialah segala kondisi yang mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial. Hal tersebut akan mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa dan bertindak. Kesehatan mental juga menentukan cara seseorang dalam menangani stres, menghadapi orang lain, dan menentukan pilihan. Kesehatan mental merupakan salah satu hal yang sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Sehingga Psychological First Aid (PFA) merupakan pendekatan intervensi pertama yang sesuai dalam memberikan bantuan kesehatan mental di lingkungan kerja.
Psychological First Aid (PFA) adalah cara yang manusiawi, sederhana, namun ampuh untuk membantu seseorang yang mengalami kesulitan selama dan setelah krisis (masa sulit). Hal ini melibatkan perhatian terhadap reaksi orang tersebut, mendengarkan secara aktif dan jika relevan, bantuan praktis untuk membantu mengatasi masalah-masalah mendesak dan kebutuhan dasar.
Mempelajari keterampilan Psychological First Aid (PFA) dan memahami reaksi terhadap keadaan krisis akan memberdayakan Anda untuk membantu tim Anda dan menerapkan keterampilan yang sama dalam kehidupan mereka sendiri.
Anda akan dilatih untuk menjadi lebih peka terhadap keadaan di sekeliling Anda. Serta fokus pada mendengarkan dan memberikan perasaan melindungi dari dampak negatif lebih lanjut.Â
Selain itu, Psychological First Aid (PFA) juga bertujuan untuk menilai tingkat kecemasan tim Anda dan membantu mencarikan pertolongan profesional jika memang dibutuhkan.Â
Perlu diingat bahwa Psychological First Aid (PFA) bukanlah terapi atau perawatan akan kesehatan mental. Psychological First Aid (PFA) merupakan upaya untuk mengurangi reaksi stres dan memberi dukungan mental bagi mereka yang terkena dampak traumatis atau kejadian darurat menimpanya.
Psychological First Aid (PFA) sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Pertolongan pertama pada psikologis ini dapat menurunkan tingkat kecemasan pada diri seorang individu.
Anda akan mencoba untuk memperlebar jendela toleransinya sehingga lebih jernih melihat persoalan. Idealnya justru solusi muncul dari dirinya sendiri, bukan dari Anda.
Tim Anda membutuhkan tempat bercerita, orang yang mampu mendengar aktif, tanpa bertanya balik, apalagi menginterogasi. Masalah yang dialami akan surut seiring kecemasannya menurun. Timbul suatu semangat untuk bangkit dari keterpurukan dan kembali semangat menjalani hari.
Lantas tunggu apalagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H