Hal tersebut merupakan bukti nyata dari penerapan second order conditioning theory dalam learning process yang dimana seseorang membeli sebuah barang didasarkan pada model yang mempromosikan barang tersebut dan sama sekali bukan berdasarkan kebutuhan pribadinya.
Perilaku konsumtif (boros) yang terjadi selama pandemi COVID-19 juga dapat diilustrasikan melalui teori struktur kepribadian yang telah dicetuskan oleh pendiri aliran Psikoanalisis bernama Sigmund Freud, yakni sebagai berikut:
Pengertian Teori
- Id (pleasure principle): Komponen kepribadian yang bersifat naluriah. Id terdiri dari semua komponen kepribadian yang diwariskan secara biologis yang telah dimiliki oleh seorang individu saat ia dilahirkan didunia, dan termasuk naluri seks (kehidupan), eros (yang mengandung libido), serta naluri agresif (kematian).
- Ego (reality principle): Merupakan jembatan antara Id dan Superego yang bertujuan untuk menyeimbangkan jalan dari kehidupan seorang individu (pengertiannya berbeda dengan "ego" yang seringkali diucapkan orang pada umumnya).
- Superego (morality): Menggabungkan nilai-nilai dan moral masyarakat yang dipelajari dari orang tua dan orang lain. Ini berkembang sekitar usia 3 - 5 tahun selama the phallic stage of psychosexual development.
Ilustrasi Kasus
Id disini terjadi saat seorang individu memiliki rasa ketertarikan atau keinginan untuk membeli sebuah barang tertentu setelah melihat model (youtuber atau selebgran). Kemudian, untuk Superego sendiri terjadi ketika individu tersebut menyadari bahwa perekonomian yang tak stabil ditengah pandemi COVID-19 membuatnya berpikir 2 kali untuk membeli barang secara online.Â
Sedangkan tugas Ego pada kasus ini adalah menjembatani antara Id dan Superego dimana memilih jalan tengah yang dimisalkan individu tersebut akhirnya tetap membeli barang yang ia inginkan tetapi melihat kondisi keungannya saat ini (tidak memaksakan kehendak) dan membeli barang yang "lebih" diperlukannya.
Sehingga, mungkin pada awalnya ia ingin membeli 7 buah barang tetapi pada akhirnya ia memutuskan hanya membeli 3 buah barang saja.
Tetapi jika individu tersebut tetap teguh dengan pendiriannya bahwa harus membeli seluruh barang yang ia inginkan tanpa menghiraukan kondisi keuangannya (menggunakan segala cara, seperti penggunaan kartu kredit) maka Id nya lebih berperan besar dengan ditambah oleh konsep diri yang rendah.
Sedangkan bila individu tersebut sama sekali tidak membeli barang-barang yang ia inginkan saat berpikir untuk kedua kalinya, berarti ia memiliki Superego yang lebih besar dibandingkan Id nya. Ditambah dengan kecenderungan konsep diri yang relatif tinggi.
Walaupun begitu, tak dapat dipungkiri perilaku konsumtif selama "stay at home" pun sering kali terjadi pada diri saya pribadi dan hal tersebut sangatlah mengganggu saya. Berikut adalah beberapa cara atau tips yang saya lakukan untuk meminimalisir keborosan selama dirumah saja.
- Ketika bosan melanda, jangan buru-buru mengecek berbagai sosial media. Cari dan temukan hobi kalian. Jika kalian suka menulis, mulailah membuat sebuah karya tulis. Jika kalian suka bermain musik, mulailah untuk membuat konten musik. Dengan menjalankan apa yang kalian sukai, maka kalian akan menghindari perilaku konsumtif dan tetap produktif selama dirumah saja.
- Buatlah daftar kebutuhan yang diprioritaskan. Sehingga ketika melihat sebuah barang yang sangat menarik tetapi tak masuk dalam daftar yang diprioritaskan, kita akan segera menghiraukannya.
- Bangun konsep diri, jangan ikut-ikutan trend atau orang lain karena kita bukan mereka dan mereka bukan kita. Tetaplah menjadi diri sendiri.