Mohon tunggu...
Cindy Seviona Azahra
Cindy Seviona Azahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah mahasiswi jurnalistik yang tertarik dan menekuni dunia broadcasting, perfilman fotografi dan media digital, serta bercita-cita menjadi sutradara.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Algoritma Media Sosial terhadap Independensi Pers

7 Oktober 2024   14:11 Diperbarui: 7 Oktober 2024   14:39 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di era digital, media sosial memainkan peran penting dalam penyebaran informasi. Masyarakat kini lebih memercayai informasi yang popular dibanding mencari sumber dari berita media arus utama. Karenanya, algoritma media sosial menjadi faktor yang menentukan arah berita media massa daring seperti website, blog maupun majalah online.


Algoritma media sosial dirancang untuk menampilkan konten yang dianggap relevan bagi pengguna berdasarkan interaksi dan preferensi sebelumnya. Konten yang popular atau memiliki jumlah komentar dan pengikut lebih banyak, akan lebih sering muncul di linimasa pengguna. Hal tersebut menyebabkan maraknya penggunaan "clickbait" pada judul untuk mendorong sensasional atau kontroversial, sehingga mengundang klik dan lebih sering muncul.


Independensi pers dalam melaporkan isu-isu, seringkali merasa perlu menyesuaikan algoritma demi mempertahankan audiens, terutama bagi media yang bergantung pada iklan. Pers yang independen memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran, namun jika algoritma lebih mengutamakan berita yang kurang kredibel agar mendapat banyak perhatian, risiko minimnya jurnalis kritis menjadi lebih besar.


Mengutip ungkapan dari Pemimpin Redaksi Narasi TV, Zen RS dalam berita media Kompas.id, menyatakan bahwa "Penurunan kepercayaan publik terhadap media tidak terjadi semata-mata karena rendahnya literasi medsos. Sebenarnya, ada tantangan berat lain, yaitu jebakan bisnis media daring, seperti algoritma yang menenggelamkan berita media arus utama. Hanya media yang disukai kelompok tertentu yang banyak dibagikan di ruang gema,".


Untuk mengatasi tantangan ini, media harus selalu melakukan disiplin verifikasi sesuai dengan kode etik jurnalistik, bekerja sesuai UU Pers dan bertanggung jawab terhadap setiap informasi yang disampaikan, serta menyeimbangkan antara memanfaatkan algoritma media sosial dan menjaga integritas jurnalistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun