"Midun tidak pernah berputus asa, karena ia maklum, bahwa tiap-tiap celaka itu ada gunanya atau kesengsaraan itu kerap kali membawa nikmat." (Sati, 1929, hal. 204)
Alur cerita yang relevan dengan kehidupan sehari-hari semakin membantu para pembaca memposisikan diri dalam cerita. Sayangnya, beberapa kata pada novel ini masih menggunakan bahasa asing, bahasa lampau, dan bahasa Melayu sehingga agak sulit dimengerti. Novel ini tidak disarankan untuk dibaca oleh anak-anak karena mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar. Novel ini cocok dibaca oleh kaum remaja, khususnya para laki-laki, mengingat tokoh utamanya merupakan seorang pemuda. Namun, perempuan juga disarankan membaca novel tersebut karena kaya akan pesan moral yang dapat dijadikan pedoman bertindak sebelum beranjak dewasa.
Novel Sengsara Membawa Nikmat mengandung nilai moral yang dapat menginspirasi para pembaca. Pembawaan cerita dalam novel yang runtut dan jelas memudahkan para pembaca mengerti pesan tersirat yang terkandung dalam cerita. Oleh karena itu, implementasi amanat  novel dalam keseharian para pembaca mudah dilakukan. Misalkan sifat Midun yang santun, sabar, dan ringan tangan dapat menjadi contoh berperilaku pembaca dalam kehidupannya. Pembaca juga dapat merefleksikan kekurangan dalam dirinya dalam tokoh antagonis, seperti Kacak yang sombong dan iri dengki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI