Mohon tunggu...
Cindy Aurelia
Cindy Aurelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kritik Sastra Novel "Sengsara Membawa Nikmat" dengan Pendekatan Pragmatik

28 Februari 2022   21:34 Diperbarui: 28 Februari 2022   21:35 2975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Midun tidak pernah berputus asa, karena ia maklum, bahwa tiap-tiap celaka itu ada gunanya atau kesengsaraan itu kerap kali membawa nikmat." (Sati, 1929, hal. 204)


Alur cerita yang relevan dengan kehidupan sehari-hari semakin membantu para pembaca memposisikan diri dalam cerita. Sayangnya, beberapa kata pada novel ini masih menggunakan bahasa asing, bahasa lampau, dan bahasa Melayu sehingga agak sulit dimengerti. Novel ini tidak disarankan untuk dibaca oleh anak-anak karena mengandung unsur kekerasan dan kata-kata kasar. Novel ini cocok dibaca oleh kaum remaja, khususnya para laki-laki, mengingat tokoh utamanya merupakan seorang pemuda. Namun, perempuan juga disarankan membaca novel tersebut karena kaya akan pesan moral yang dapat dijadikan pedoman bertindak sebelum beranjak dewasa.

Novel Sengsara Membawa Nikmat mengandung nilai moral yang dapat menginspirasi para pembaca. Pembawaan cerita dalam novel yang runtut dan jelas memudahkan para pembaca mengerti pesan tersirat yang terkandung dalam cerita. Oleh karena itu, implementasi amanat  novel dalam keseharian para pembaca mudah dilakukan. Misalkan sifat Midun yang santun, sabar, dan ringan tangan dapat menjadi contoh berperilaku pembaca dalam kehidupannya. Pembaca juga dapat merefleksikan kekurangan dalam dirinya dalam tokoh antagonis, seperti Kacak yang sombong dan iri dengki.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun