Mohon tunggu...
Cindy Annisa
Cindy Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan penikmat senja

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Rokok Elektrik (Vape) bagi Kesehatan

28 November 2019   22:24 Diperbarui: 28 November 2019   22:28 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rokok elektrik atau yang biasa disebut sebagai vape adalah pengganti rokok konvensional. Rokok elektrik pada saat ini sedang popular dikalangan masyarakat Indonesia, terutama dikalangan remaja Indonesia. Rokok elektrik lantas dianggap 'lebih aman' dari pada rokok konvensional. Faktanya hal itu tidak benar, ternyata rokok elektrik juga mempunyai dampak buruk bagi kesehatan.

Beberapa bulan yang lalu salah seorang dari masyarakat Amerika Serikat bernama Adam Hergenreder adalah pengguna rokok elektrik atau vape. Adam menggunakan vape tahun 2017 pada umur 16 tahun, kini Adam terbaring dirumah sakit dengan bantuan tabung Oksigen sebagai alat bantu pernapasan. 

Tim dokter menyatakan bahwa paru-paru Adam seperti orang berusia 70 tahun. Kondisi paru-paru Adam tidak bisa kembali seperti semula lagi dan vape lah yang diduga sebgai penyebab nya.

Di lansir dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Menular AS (CDC)  ada lebih dari 200 kasus serupa yang terjadi di 24 negara bagian di AS per akhir pekan lalu. (Sumber: Kompas.com)

Sebagai bukti Penulis telah mewawancarai remaja yang menggunakan rokok vape , dari wawancara tersebut terbukti bahwa remaja ini pernah dilarang menggunakan vape, karena menurut orang tua nya kandungan vape sama seperti rokok konvensional yang membahayakan tubuh.

Tetapi sebaliknya menurut remaja tersebut vape dianggap lebih aman dari pada rokok konvensional, karena asap dari vape lebih aman dari pada asap rokok konvensional. Dan menurut remaja ini rokok elektrik mempunyai ketertarikan sendiri seperti mengeluarkan asap banyak dan mempunyai berbagai varian rasa.

Tapi nyata nya vape tidak seaman dan semenarik yang dipikirkan. Faktanya jumlah pengguna vape terus merangkak naik. Pengguna vape terus meningkat di seluruh dunia dari sekitar 7 juta pada 2011 menjadi 41 juta pada 2018.

Di Indonesia sendiri, prevalensi perokok elektrik pada penduduk berusia di atas 15 tahun meningkat dari 2 persen pada 2016 (Sirkesnas 2016) menjadi 2,7 persen pada 2018 (Riskesdas 2018). (Sumber: cnn Indonesia)

Vape sendiri diciptakan untuk orang-orang yang ingin berhenti dari rokok konvensional, tapi nyatanya vape sendiri juga tidak baik untuk dikonsumsi. Dan seiring dengan kepupoleran vape banyak orang yang menggunakan rokok elektrik sebagai gaya hidup.

Tanpa kita tahu rokok elektrik sendiri juga punya batasan umur yaitu umur 18 tahun batasan legalitas rokok elektrik. (Sumber: Kompasiana)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun