Hei, guys! Yang masih pada muda-muda, tau dong "gaya aneh-aneh" nya remaja zaman sekarang. Yup! Remaja jaman sekarang tuh lebih gampang ngapalin Eschericia Coli atau semacamnya. Bukan itu doang, pada lebih suka jalan malem-malem daripada jalan siang-siang. Ihh...drakula yah, kok lebih suka keluar malem-malem sih?
Guys, menurut lu pada aja nih, apa sih remaja berkualitas itu? Mungkin menurut kalian, remaja yang berkualitas itu remaja yang akrab sama kakak kelas, pake baju keren-keren, punya gagdet terbaru, pergi ke klub malem-malem, trus udah punya gebetan yang cakep-cakep. Nyatanya, remaja seperti itu nggak cukup buat jadi remaja berkualitas. Trus, caranya gimana sih, jadi remaja berkualitas itu?
Sebelum membahas caranya, kita perlu tau dulu, apa sih remaja berkualitas itu? Punya gadget keren dan gebetan cakep ngak cukup loh buat jadi remaja berkualitas. Remaja berkualitas itu remaja yang bisa membawa terang dalam lingkungan dunia. Rumit banget, maksudnya apa sih? Simpelnya, remaja berkualitas itu remaja yang mampu menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya. Jadi maksudnya kita mesti jadi yang terbaik gitu? Ngak juga kok! Kita ngak harus menjadi yang terbaik di sekolah. Sebenarnya yang kita butuhkan itu ketulusan, kerendahan hati, positive thinking, dan percaya diri.
Pertama, kita akan membahas tentang ketulusan. Semua orang menyakui sosok yang tulus. Simpelnya, ngak ada tuh yang namanya udang di balik batu! Kalau mau menolong, tolonglah dengan hati yang tulus. Jangan sampai ada apa-apanya loh. Biasanya, orang lebih merasa nyaman dan percaya kepada orang yang hatinya tulus.
Kedua, kerendahan hati. Pinter boleh, eksis boleh, cakep/cantik boleh, tapi jangan sampai sonbong. Ada pepatah yang berkata "Kesombongan adalah awal kegagalan". Karena itu, kita harus bisa menjaga kerendahan hati kita. Tapi jangan salah, rendah hati dan rendah diri itu beda! Rendah diri itu minder, alias menganggap diri sendiri itu rendah. Serendah-rendahnya kita, kita paling ngak memiliki satu talenta atau bakat. Kalau rendah hati, artinya kita tidak menganggap tinggi diri kita sendiri. Kita harus mengembangkan potensi yang kita miliki agar cita-cita kita tercapai.
Ketiga, positive thinking. Positive thinking keliatanya memang simpel, tapi sebenarnya lebih rumit dari yang kita bayangkan. Contohnya aja pas lagi mau ujian pensil, penghapus udah siap, belajar juga udah. Tinggal berdoa. Tapi sehabis berdoa bukannya ngak khawatir lagi, malah sebaliknya bahkan mungkin lebih parah.
Keempat, percaya diri. Sebenarnya percaya diri dan positiv thinking itu ngak jauh beda. Ada yang bilang kalau kita percaya diri, amlah jadi lawan katanya rendah hati. Sama sekali ngak loh! Percaya diri itu artinya kita ngak minder, ngak merasa diri kita rendah. Berani tampil dan mengemukakan sesuatu yang ada di pikiran melalu tulisan atau gambar.
Selain keempat cara di atas, sebenarnya ada satu lagi yang sudah pasti semua orang memiliki. Mimpi dan impian. Keduanya itu unsur yang sangat penting. Tanpa keduanya kita tidak akan bisa menjadi remaja yang berkualitas. Jadi jangan takut bermimpi yah teman-teman. Dream it and Live it!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H