Bagaimana dapat menumbuhkan kesadaran diri dan tanggung jawab pada siswa rupanya menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Sebagai tenaga pengajar, tidak jarang dikagetkan dengan sikap siswa yang tidak serius dalam menjalani kegiatan belajar mengajar yang sebenarnya akan bermanfaat bagi masa depannya sendiri.Â
Hal ini seringkali erat kaitannya dengan tanggung jawab. Tanggung jawab itu sendiri dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan perannya. Bila berbicara tentang Peran siswa di sekolah, sudah jelas perannya adalah belajar dengan baik. Â
Untuk apa siswa belajar di sekolah? Salah satu tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan dan mengasah potensi yang mereka miliki. Untuk apa mereka perlu mengasah potensi diri? Tujuannya agar siswa kelak dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang lain dan masyarakat.
Memiliki tanggung jawab ini menjadi penting untuk siswa dapat mengoptimalkan potensinya. Kabar baiknya adalah tanggung jawab itu bukan bawaan lahir, bukan juga anugrah yang muncul secara otomatis pada diri seseorang. Tanggung jawab bisa dilatih dan dijadikan karakter pada diri individu. Bagaimana caranya melatih tanggung jawab pada siswa? Salah satu cara sekolah untuk dapat melatih siswanya dalam hal tanggung jawab adalah melalui pemberian tugas.Â
Dengan diberi tugas, berarti siswa diberi kesempatan untuk mengerahkan upaya mereka dalam mencari tahu, berusaha menyelesaikan permasalahan, mengumpulkan tepat waktu, dan lain sebagainya sebagai wujud tanggung jawabnya.
Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab pendidik untuk membantu siswanya memiliki sikap yang bertanggung jawab. Dalam sesi pembentukan karakter, siswa dapat disadarkan mengenai pentingnya tanggung jawab untuk kesuksesannya di masa depan.Â
Siswa juga perlu dibimbing untuk dapat memahami apa saja indikator konkret yang dapat menjadi wujud tanggung jawab mereka di sekolah. Siswa dapat diminta untuk melakukan evaluasi mengenai indikator tanggung jawab. Indikator mana yang sudah dimiliki dan mana yang belum dimiliki, sehingga masih perlu untuk ditingkatkan atau dibantu.Â
Beberapa indikator tanggung jawab yang dapat disampaikan kepada siswa sebagai bahan refleksi mereka adalah apakah saya sudah mampu untuk hadir dalam kegiatan belajar mengajar secara tepat waktu, apakah saya sudah memiliki inisiatif untuk mengerjakan tugas tanpa harus diingatkan oleh orang tua ataupun guru, apakah saya mampu mengatur waktu belajar dengan waktu kegiatan lain dengan baik, pakah saya mau mengakui kesalahan yang sudah saya lakukan dan tidak menyalahkan orang lain atas kegagalan yang saya dapatkan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah saya mampu berkonsentrasi saat sedang belajar (tidak main gadget ataupun melakukan aktivitas lain yang mengganggu proses belajar), apakah saya aktif bertanya bila ada materi yang belum saya pahami, apakah saya tahu tujuan saya belajar itu untuk apa, apakah saya mampu mengerjakan tugas ataupun ulangan secara mandiri tanpa harus mencontek pekerjaan orang lain, apakah saya aktif untuk berpendapat dalam kelompok belajar, apakah saya mampu mengerjakan tugas yang diberikan kepada saya dengan senang dan bersemangat.
Bagaimana melatih tanggung jawab itu dimulai dari hal-hal kecil sehari-hari. Bila hal tersebut sudah menjadi tugas dan peran yang dimiliki, maka kita wajib menghargai dan bertanggung jawab, meskipun untuk dapat melakukannya, seringkali siswa memerlukan pengorbanan. Misalkan saja siswa perlu mengorbankan waktu untuk bermain game menonton film atau chat dengan teman demi fokus mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Hal-hal ini yang perlu siswa sadari, dengan memilah mana yang sudah dimiliki, mana yang masih perlu siswa tingkatkan lagi. Disini peran kesadaran diri menjadi penting. Kesadaran diri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melihat diri sendiri dengan tepat, mengetahui siapa diri dirinya, realistis terhadap kekuatan dan kelemahan diri, termasuk bagaimana pandangan orang lain tentang dirinya. Kesadaran ini akan membantu siswa untuk dapat bertindak ataupun mengambil suatu keputusan dengan lebih baik.
Adanya kesadaran diri, dapat membantu siswa untuk bisa lebih bertanggung jawab dengan perannya. Untuk itu siswa perlu meluangkan waktu melakukan refleksi diri ataupun melakukan diskusi dengan orang lain (orangtua, guru ataupun teman) yang cukup mengenal siswa sehingga dapat memberinya umpan balik, masukan yang realistis dan objektif untuk membantu siswa lebih mengenal diri.
Dari indikator tanggung jawab yang belum dimiliki, siswa juga dapat belajar dari teman-temannya yang lain. Misalkan: siswa yang merasa belum punya kemampuan untuk dapat mengerjakan tugas sekolah dengan senang hati dan bersemangat, dapat meminta masukan dari teman-temannya yang lain, apa yang dapat membuat mereka senang dan bersemangat dalam mengerjakan tugas. Dengan demikian diharapkan siswa mendapatkan wawasan dan keterampilan baru mengenai cara-cara yang sesuai untuk dirinya sendiri agar dapat lebih senang dan bersemangat dalam mengerjakan tugas sekolah.
Kesadaran diri merupakan suatu proses yang perlu berlangsung terus menerus. Diperlukan kesediaan dari siswa untuk mau terus balajar dan bertumbuh, baik dari pengalaman kesuksesan maupun kegagalan yang mereka alami. Setiap siswa pasti memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing yang dapat terus ditingkatkan untuk menjadi pribadi lebih baik. Perbanyak refleksi dan terbuka terhadap masukan yang diberikan orang lain dapat meningkatkan kesadaran diri. Dengan demikian siswa yang mengenal dirinya diharapkan dapat lebih mantap dalam menentukan langkah apa yang harus diambilnya untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H