Sedangkan ketidaksiapan finansial akan menyebabkan orang tua hanya bisa memberikan segala kebutuhan dengan apa adanya. Bahkan terkadang hal dasar seperti gizi anak pun tidak bisa terpenuhi secara maksimal.Â
Ketidaksiapan finansial juga menyebabkan orang tua tidak bisa memberikan pendidikan yang maksimal, lingkungan tempat tinggal yang tidak layak atau bahkan kumuh, dimana tingkat kriminalitas juga tinggi. Hal tersebut menyebabkan tingginya interaksi sosial anak dengan masyarakat kelas bawah yang tidak paham norma sehingga sangat rentan untuk melakukan kenakalan remaja bahkan tindak kriminalitas.
      Lantas, siapa yang bersalah atas anak yang menjadi produk gagal tersebut? Apakah orang tua atau anak?
Sebenarnya apa yang menyebabkan anak dibawah umur berani untuk melakukan tindak kriminal? Ada tiga faktor utama yang menjadi penentu apakah anak menjadi penerus bangsa atau menjadi produk gagal.
- Faktor keluarga dan lingkungan
Keluarga yang tidak harmonis atau keluarga dengan orang tua yang sibuk bekerja cenderung tidak memiliki cukup waktu untuk mendidik anak secara efektif dan pengawasan terhadap anak melonggar. Hal tersebut mengakibatkan risiko anak melakukan tindak kriminal tinggi.
Lingkungan yang buruk seperti pergaulan bebas dan geng-geng kejahatan membuat anak mudah terpengaruh untuk melakukan berbagai tindak kriminal agar mendapatkan pengakuan prestise yang salah.
- Faktor Pendidikan
Pendidikan berperan penting dalam pembentukan karakter anak. Pendidikan yang minim membuat anak tidak bisa berpikir visioner dan mudah terpengaruh untuk melakukan perilaku yang menyimpang, serta sulit untuk memahami nilai-nilai norma dalam kehidupan.
- Lemahnya penegakan hukum
Ringannya tuntutan hukum yang diberikan kepada anak dibawah umur yang melakukan kriminalitas menyebabkan para pelaku menyepelekan hukuman yang ada. Bahkan banyak di antaranya yang menjadikan pidana tersebut sebagai pencapaian karena sudah berhasil melakukan tindak kriminal. Hal tersebut mengakibatkan kemungkinan pelaku melakukan tindak kriminal yang sama secara berulang tinggi.
Jika dilihat dari kacamata psikologi ada beberapa teori yang dapat dikaitkan dengan penyebab anak yang menjadi "Produk gagal" ini. Mari kita simak beberapa teori psikologi yang terkait.
- Identify vs role confussion oleh Eric Erickson
Identify vs role confussion merupakan salah satu tahapan perkembangan dalam teori psikososial Eric Erickson yaitu masa remaja. Masa remaja merupakan suatu tahap peralihan anak-anak menjadi remaja. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri yang sangat rawan terhadap berbagai pengaruh negatif. Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi pergaulan anak.
- Teknik modelling dalam teori psikologi sosial kognitif oleh Albert Bandura
Modelling merupakan proses belajar yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku model secara langsung maupun tidak langsung. Anak dalam kesehariannya melakukan observasi terhadap orang-orang dan lingkungannya, serta secara sadar atau tidak, hasil observasi tersebut perlahan membentuk karakteristik anak. Oleh karena itu, penting untuk memerhatikan bagaimana lingkungan di sekitar anak.