Feminisme Sosialis berfokus pada kajian untuk mengapuskan sistem kepemilikan dalam suatu tatanan  sosial.
5. Feminisme AnarkisÂ
Feminisme anarkis memiliki pandangan bahwa aki- laki dan negara sebagai sumber utama dalam memicu segala permasalahan yag dihadapi oleh perempuan. Tujuan dari feminisme anarkis adalah untuk menghancurkan laki- laki serta negara, kemudian menjadikan perempuan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam tatanan sosial.
6. Feminisme Post-Modern
Feminisme Post modern adalah jenis feminisme yang ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat hingga saat ini. Feminisme ini memiliki fokus  dalam menjadikan kaum perempuan sebagai feminis yang bebas, berpemikiran dan berpandangan luas, sesuai dengan keinginan masing- masing individu.Â
Singkatnya, Feminisme ini hadir dikarenakan adanya pandangan dari masyarakat mengenai kurangnya kemampuan yang dimiliki oleh kaum perempuan. Pandangan ini sendiri dibentuk dari budaya patriarki yang hadir di dalam masyarakat (Wahid, A., 2013).Â
Feminisme Dalam Film Kartini (2017)
Film Kartini merupakan salah satu film karya Hanung Bramantyo yang mengangkat kisah dari tokoh R.A Kartinini yang dikenal sebagai tokoh perempuan yang sangat memperjuangkan hak dan emansipasi wanita di Indonesia.
Hanung Bramantyo mencoba untuk menggambarkan bahwa Kartini sebenarnya adalah perempuan yang tomboi pada zamannya. Melalui lingkup terkecil ketika Kartini berada di kamarnya bersama dua adiknya, kegemarannya memanjat tembok, hingga berlarian di pantai sambil mengangkat sarung batiknya.
Dalam film Kartini (2017) ini diperankan oleh aktris Dian Sastro yang tak perlu diragukan lagi keahliannya dalam seni peran.Â
Film ini mengisahkan Kartini dari rentang waktu 1883-1903 di Jepara dari mulai ia kanak-kanak hingga dewasa.