Trouble di Bandara Soekarno-Hatta? Tak perlu terkejut, usah pula terheran-heran, sebab insiden demi insiden sudah sering terjadi dan bukan tak mungkin akan kembali terulang di masa yang akan datang.
Aneh memang. Pengelolaan Bandara Internasional sekelas Soekarno-Hatta yang menjadi Icon atau etalase wajah Indonesia itu, managemennya amat buruk dan terkesan tambal sulam.
Betapa tidak. Bandara Internasional yang beroperasi sejak 1985, yang berfungsi menggantikan 2 Bandara sekaligus (Bandara International Kemayoran & Bandara Domestik Halim Perdana Kusuma) itu, nyaris tak pernah sepi dari insiden yang memalukan sekaligus memilukan.
Setiap kali dirundung masalah, setiap kali itu pula pengelola Bandara tampak gagap, bingung, seperti kehilangan akal untuk mengatasinya. Akibatnya, para calon penumpang seperti anak ayam kehilangan induknya, hilir mudik kesana kemari berusaha mencari informasi serta kepastian jawaban atas nasib keberangkatannya.
Minggu, 5 Juli '15, JW Sky Lounge yang berada di Terminal 2 E Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, terbakar. Peristiwa ini seolah turut melengkapi rentetan insiden yang pernah terjadi sebelumnya, antara lain:
- 29 Agustus '10 Radar mati
- 16 Desember '12 Radar mati
- 08 Februari '13 Radar mati
- 28 April '14 Radar mati
- 14 Februari '15 Air mati
- 05 Juli '15 JW Sky Lounge di Terminal 2E terbakar
Mengelola Bandara Internasional sekelas Soekarno-Hatta, Bandara tersibuk di Asia Tenggara, tersibuk ke 3 di Asia dan tersibuk ke 8 di Dunia, rasanya tak pantas bila dilakukan dengan cara ala kadarnya, apalagi bila itu dilakukan dengan managemen abrakadabra.
Â
- Materi pendukung tulisan ini dikutip dari berbagai sumber.
- Selamat sore Indonesia!
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H