Mohon tunggu...
cindelaras 29
cindelaras 29 Mohon Tunggu... -

Makhluk kurus kecil yang lahir pada 29 Mei 1983 itu menangis kedinginan. Oleh kedua Orang Tuanya, jabang bayi yang masih merah itu diberi nama Cindelaras. **Salam kenal untuk: Pilot, Co Pilot & Crew serta seluruh penumpang pesawat luar angkasa KOMPASIANA. Assalamualaikum WW**

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ijinkan Aku Menangis

5 Januari 2014   22:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pelukan Ibuku kian erat. Rambutku diciumnya, lama. Aku tak mampu menterjemahkan apa arti semua itu. Adakah Ibuku ingin membilas kepedihanku yang selama ini tak kuasa beliau lakukan? Atau, adakah sesuatu yang tak akan pernah mampu aku ketahui?

Pemandangan bertangisan seperti ini tak akan pernah ada di dalam rumah. Kami tak punya keberanian untuk menanggung sebuah akibat. Bahkan untuk siapa pun juga.

***

Usiaku delapan tahun ketika Ibuku melahirkan adikku yang ke tiga. Rupanya kelahiran adikku itu mengakibatkan Ibuku harus kehilangan banyak darah. Nyawa Ibuku tak tertolong. Ketika hal ini terjadi, ibu-ibu yang berdatangan untuk melayat berurai air mata. Dengan suara agak keras Ayahku melarang ibu-ibu itu menangis di dekat jasad Ibuku. Seperti juga ibu-ibu, aku dan kedua adikku segera meninggalkan rumah. Yang tersisa di rumahku hanya bapak-bapak yang  cenderung tahan untuk tidak menangis.

Kami bertiga pergi ke gubuk di tepi sawah, tempat yang pernah aku kunjungi bersama Ibuku. Di gubuk itu kami menangis sejadi-jadinya. Kini lengkap sudah kepedihan itu menemani. Menemani kami saat ini dan seterusnya. Ibuku yang kami anggap sebagai benteng terakhir itu kini tiada.

"Ayah, ijinkan kami menangis untuk mengantar kepergian Ibu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun