Mohon tunggu...
Cinarsih W
Cinarsih W Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Prodi Komunikator Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah

Mahasiswa UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Barongan Desa Kulu, Simbol Moderasi Beragama dan Budaya di Pekalongan

10 Oktober 2023   11:15 Diperbarui: 10 Oktober 2023   11:19 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto tokoh masyarakat desa Kulu Asri, Dok: Cinarsih 

Desa Kulu, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah -kembali diramaikan oleh tradisi budaya yang kaya, yaitu Barongan. Kesenian tradisional yang menggambarkan pertarungan antara makhluk gaib ini telah menjadi bagian integral dari identitas budaya masyarakat di daerah ini.

Barongan, yang juga dikenal sebagai "Reog" dalam beberapa wilayah di Indonesia, adalah pertunjukan seni yang memadukan tarian, musik, dan kostum berwarna-warni. Pertunjukan ini melibatkan beberapa pemain yang mengenakan topeng dan kostum yang mewakili makhluk gaib, termasuk singa, macan, atau naga.

Kegiatan ini mengundang ribuan warga desa dan pengunjung dari luar daerah untuk menyaksikan pertunjukan yang mengagumkan. Selain hiburan, Barongan juga memiliki makna spiritual dan budaya yang dalam, yang diwariskan dari generasi ke generasi.

"Awalnya di desa ini tradisi yang masih dipertunjukkan yaitu Angklungan kadang juga perwayangan masih ada di waktu-waktu tertentu. Tapi seiring berjalannya waktu berganti dengan tradisi barongan yang pada awalnya menjadi hiburan saat ada hajatan disalah satu warga. Namun, dari hal ini barongan malah menjadi tradisi yang berjalan di sini," ujar Bapak Khambali, seorang tokoh masyarakat atau ketua RW di Desa Kulu.

Foto tokoh masyarakat desa Kulu Asri, Dok: Cinarsih 
Foto tokoh masyarakat desa Kulu Asri, Dok: Cinarsih 

Pertunjukan Barongan di Desa Kulu juga diikuti oleh kelompok pemuda yang bersemangat untuk mempertahankan tradisi ini. Mereka berlatih keras untuk memainkan peran dalam pertunjukan yang melibatkan gerakan-gerakan yang canggih dan harmonis.

"Kami sangat bangga dengan kesetiaan masyarakat terhadap tradisi Barongan ini. Ini adalah bentuk pelestarian budaya yang sangat penting bagi kami," ungkap Bapak Setya Nimpuno, Kepala Desa Kulu.

Keberlangsungan Barongan di Desa Kulu merupakan bukti bahwa masyarakat desa masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya tradisional. Kesenian ini juga menjadi simbol moderasi budaya di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun