Mohon tunggu...
Anggia Ratri Renjana
Anggia Ratri Renjana Mohon Tunggu... -

Dentist who always think about changing career..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ada yang tidak senang di puji?

19 September 2011   22:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:49 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengakuan / pujian ..


Seberapa penting sih peranan dari pengakuan itu?


Mungkin kadarnya akan berbeda bagi masing-masing individu.


Tapi bagi saya pengakuan/pujian itu cukup penting,sepertinya hal nya reward n punishment.


Ketika kita berbuat kesalahan ya "dihukum", tapi ketika kita berbuat kebaikan di beri penghargaan,minimal yah pengakuan itu.


Mungkin bagi sebagian orang, pengakuan/pujian hanya sebagai pemanis yang berbahaya bagi kesehatan mental.

Setuju! Karena terkadang ketika pengakuan/pujian itu datang secara berlebihan, bukanlah akan membuat kita semakin melesat berkarya, tapi justru membuat kita terlena, dan cepat merasa puas atas hasil yang kita capai.


Namun sama halnya dengan makanan atau minuman, tak jarang kita bubuhkan sedikit pemanis, hanya sekedar memberi rasa, agar lebih enak di santap. Begitu pula dengan pengakuan, ketika prestasi atau perbuatan baik kita mendapat pengakuan/pujian pada porsi sepantasnya, siapa yang tidak senang?


Tapi apakah kita dapat menakar porsi pengakuan/pujian dari orang-orang disekeliling kita?

Saya rasa itu tidak mungkin. Karena semua orang punya hak masing-masing untuk memutuskan memberikan pengakuan itu atau tidak. Boleh jadi ada yang akan secara gamblang memberikan pengakuan, tapi jangan kecewa ktika ada juga yang bahkan tidak peduli.


Berdasarkan pengalaman pribadi saya dan mungkin kebanyakan orang, sepertinya saya punya kewajiban untuk "menyuntikan" pengetahuan sederhana ini ke keturunan saya kelak, seperti yang pernah ayah saya sampaikan, dan masih tetap saya ingat sampai sekarang.


"Kalau kamu mau berbuat baik, ya berbuat baik aja, jangan berharap apapun atas kebaikan kamu itu"


Intinya ya hidup ini harus tulus.Dan jangan pernah berharap kepada manusia.


Tepat sekali! Ketulusan itu jauh lebih penting. Karena ketika kita tulus, semua akan terasa ringan dan mudah. Dan percayalah bahwa kita masih punya yang Maha Adil serta Maha Mengetahui segala sesuatu yang kita perbuat.


Mungkin tidak mudah,karena sampai saat ini saya pun masih suka sedih ketika orang yang saya harapkan mengakui kebaikan saya, tapi ternyata orang tersebut seakan tidak peduli.


Tapi namanya juga manusia, hidup ini adalah belajar menjadi lebih baik. Dan untuk mencapai hasil tersebut tidak selamanya mudah. #no pain no gain


Jangan menyerah, mari belajar untuk tetap berbuat yang terbaik, dan berserah pada Nya..


Jangan lupa 1 hal!!

Semua manusia pasti senang dipuji, tapi belum tentu senang memuji. Setuju?


Tetap Semangaaaaaaat (^_^)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun