Mohon tunggu...
Cimewew Hohoik
Cimewew Hohoik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Miyawws Lover

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tembang Rendra di Malang

1 Oktober 2024   01:21 Diperbarui: 1 Oktober 2024   04:13 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku bertanya,

tetapi pertanyaan-pertanyaanku

membentur meja kekuasaan yang macet,

dan papan tulis-papan tulis para pendidik

yang terlepas dari persoalan kehidupan.

- Sajak Sebatang Lisong, Rendra

"Kenapa kamu ga ngambil skripsi? Ini loh IPK kamu stabil tapi ga mau lulus cepet. Mau ngapain kamu?!" 

Pagi hari di tanggal 13 Agustus 2024 itu diawali dengan bentakan dari Bu Dosen. "Niku bu, saya belum ada rencana lulus 3,5 tahun ini karena masih banyak hal yang perlu dipelajari. Saya rencana selama satu semester full ini belajar terjun langsung ke masyarakat, pengabdian. Soalnya waktu saya KKN, ada banyak sekali problematika yang dihadapi warga, dan saya berharap hasil penelitian dan pengabdian ini nantinya yang saya ajukan sebagai bentuk tugas akhir. Maksimal 4 tahun saya targetkan untuk lulus." Ujar Penulis.

 "Halah halah pengabdian masyarakat. Kamu ada siapa emang? Ngarang kamu kalau mau penelitian sendiri." Sanggah Bu Dosen. 

"Ada bu, saya sudah mengajak tim komunitas saya, Forges, komunitas yang biasa ngaji filsafat di depan fakultas untuk turut belajar mengorganisir masyarakat. Biar adek-adek juga belajar, bu.." Jawab Penulis. 

"Yaudah, kamu tinggal nulis sambil penelitian toh? Susahnya apa. Pokok biar akhir tahun ini sudah lulus. Saya kepengen sekali anak-anak mahasiswa dampingan saya cepat lulus." Lanjut Bu Dosen. "Enggeh bu, tapi saya dapat saran dari Pak Rahim untuk fokus saja pengabdian, karena jangka waktunya lama." Balas Penulis.

 "HEH, KAMU PIKIR DOSEN YANG PERNAH PENGABDIAN CUMAN PAK RAHIM SAJA!!" Amuk Bu Dosen. "Pokoknya, kalau kamu tidak memasukkan skripsi di program kuliah, KRS mu ga bakal saya setujui. Oh ya, atau cuti saja sekalian!"

"Begitu pak ceritanya.. Saya jadi sedih.. Kenapa mayoritas dosen hanya mementingkan kuantitas dan kecepatan target kelulusan, padahal saya yang sudah ngaji undang-undang selama 2 tahun di rumah Pak Rahim masih merasa sangat bodoh dan kurang ilmu. Mirisnya kondisi sebagian besar teman-teman angkatan saya niku definisi negara saja ndak tau, pak.. Prodi Hukum Tata Negara, tapi 'hukum' itu saja mereka tidak faham. Dan saya juga belum pernah belajar terjun ke masyarakat. Apa gunanya punya ilmu tapi tidak bermanfaat bagi orang lain, pak? Saya sedih sekali." 

Curhat Penulis kepada Pak Santoso di tanggal 6 September 2024 yang lalu. Mendengar cerita itu, Pak Santoso seketika berbalik badan, pergi ke rak bukunya yang begitu besar. 

"Dari kisah kamu ini, saya teringat dengan puisi Sajak Sebatang Lisong karya Rendra. Puisi-puisi yang disusun benar-benar mengisyaratkan apa yang terjadi di sekitar kita. Seperti Bu Dosenmu itu. Mereka hadir di kelas, mengajar, dan sudah. Mereka seolah tidak memiliki tanggung jawab dalam mendidik mahasiswa. Yang penting mahasiswa cepat lulus buat menaikkan grade kampus dan fakultas. Pemikiran pragmatis yang seperti ini sangat berbahaya. Nantinya akan banyak para sarjana yang individualis, tanpa peduli keadaan di sekitar mereka." Kata Pak Santoso.

"Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Idealisme yang kamu miliki sekarang, semoga Tuhan jaga sampai seterusnya. Kamu sebagai calon pemimpin, belajarlah turun langsung ke masyarakat. Implementasikan ilmu, dan jadikan pelajaran itu menetap di sanubari.."

"Nggeh, Pak.."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun