Mohon tunggu...
CILAMAYA MENULIS
CILAMAYA MENULIS Mohon Tunggu... Lainnya - Bangga Jadi Orang Cilamaya

MENULIS untuk CILAMAYA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengadu Kekebalan Sikil di Cilamaya Lewat Permainan Tradisional Sampyong

14 Januari 2021   21:00 Diperbarui: 14 Januari 2021   21:00 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIKIL, menurut bahasa Cilamaya, artinya KAKI. ---  O, iya .. Cilamaya itu berada di Kabupaten Karawang yg berbatasan langsung dg daerah Pantura. Tentu saja sebagai daerah perbatasan, mulai bahasa, adat istidat dan juga kesenian banyak dipengaruhi oleh daerah tetangganya.

Seperti kesenian SAMPYONG, yg konon berasal dari Indramayu pernah jadi tontonan legenda di Cilamaya.

Sampyong merupakan permainan tradisional dalam adu ketangkasan dan kekuatan dalam memukul atau dipukul dg menggunakan batang rotan.... Orang Cilamaya menyebutnya PENJALIN. --- Rotan penjalin berukuran kira2 60cm itu, digunakan sebagai alat untuk saling serang secara bergantian.

Pagelaran Sampyong di Cilamaya “baheula”, biasanya diadakan di lapangan Pasar tempat  sado-sado mangkal untuk menunggu penumpang.— Peserta pertandingan Sampyong diikuti oleh perkumpulan sampyong.  Semacam perguruan silat, gitu, dehhh .. Tapi ada juga yg datang secara pribadi ke arena pertandingan.

Saya klo nonton sampyong di pasar, biasanya setelah pulang sekolah.-- Waktu itu saya masih SD. Namun, setelah saya SMP pagelarang sampyong mulai jarang, bahkan langka.

Perkumpulan Sampyong di Cilamya yg saya tau, berada di Kampung Majlis dekat Pasar dan Kampung Jambe, deket sekolah PGA. – Banyak “guru” sampyong terkenal sekitar itu...

“Tapi saya udah lupa namanya”, Hehe..

Sepertinya syarat nontong Sampyong itu, kita juga kudu jadi “raja-tega”. Artinya ... “Siap untuk menyaksikan adegan brutal dan kerass.!”, meskipun sasaran pukulnya hanya mengarah ke kaki.

Mungkin lantaran saya dari kecil tidak suka kekerasan, makanya ketika rotan penjalin sudah diangkat ke atas untuk diayunkan memukul kaki lawan, .. saya mulai memejamkan mata. Akan membuka mata kembali setelah bunyi.... ”jeprraaaakkk..!!,, suara rotan yg berbenturan dg tulang kaki kering..

“Sadis memang!”.

Tapi anehnya, tak ada satu peserta pun mengalami cacat atau beradarah-darah kena sabetan keras dari kayu penjalin itu. ---- Katanya sihh, .. di situlah fungsinya guru sampyong mendampingi sang murid bertanding untuk terus  menerus  memberikan jampi-jampi kekebalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun