Mohon tunggu...
Cikgu Agus Channel
Cikgu Agus Channel Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Membaca & Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Ambang Waktu Bergulir

1 Januari 2025   08:20 Diperbarui: 1 Januari 2025   08:20 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Jl. Jend. Sudirman Jakarta sore hari di ujung tahun 2024 hari terakhir 31 Desember 2024 (foto koleksi pribadi)

Di Ambang Waktu Bergulir

Ahmad Gusairi

Malam berbalut jubah hitam berhiaskan taburan bintang

Waktu bagai perahu menyusuri sungai takbertepi

Di tepi sunyi, gema detik menyambut pergantian

Menutur kisah setahun penuh rahmat Ilahi

Roda musim terus berputar, jejaknya melukis tanah

Pagi yang dingin telah kita lalui dalam sujud

Mentari terbit dan tenggelam dengan janji berkah

Tiada hari berlalu tanpa karunia yang berlipat

Angin berbisik di antara daun-daun berjatuhan

Mengingatkan tentang harapan tak boleh padam

Setiap badai yang menerjang adalah pesan

Bahwa Allah dekat, memberikan jalan dalam kelam

Air mata mengalir, membersihkan keruh jiwa

Seperti hujan yang meresap ke bumi gersang

Dalam doa kita tanam benih asa

Membiarkan-Nya menumbuhkan bunga dalam ladang

Bukit dan lembah menjadi guru perjalanan

Mengajarkan bahwa tinggi rendahnya hidup milik-Nya

Tiada yang abadi, semua adalah persinggahan

Kecuali cinta dan rahmat-Nya selalu abadi

Di ujung tahun, gema takbir dalam hati menyeruak

Syukur kita titipkan pada angin malam

Dengan iman, luka tahun lalu tak lagi berkarat

Menjadi kenangan, penopang langkah jadi mantap

Wahai tahun baru menanti di cakrawala

Bawalah cahaya matahari lebih terang

Biarkan mimpi dan doa menembus asa

Bersama rahmat-Nya, jalan kita pasti lapang

Keberanian seperti elang mengepakkan sayap

Melintasi kabut dan badai tanpa ragu

Hati kita bagaikan tanah subur tempat harapan berlabuh

Mengakar kuat meski angin ujian mengganggu

Waktu melangkah dengan irama tak tergesa

Seperti penari menghormati setiap momen

Jadikanlah tahun ini pelita di tengah gulita

Penerang dalam perjalanan menuju keridhaan

Wahai hati, jangan enggan menjadi baja

Ditempa cobaan agar bertambah kuat

Setiap langkah di depan adalah titian surga

Jika sabar dan syukur selalu mengiringi umat

Pohon-pohon doa berdiri tegak di malam hening

Menawarkan buah-buah ketenangan untuk dipetik

Harapan menyala seperti lentera kecil berpijar

Dalam janji langit, rahmat-Nya selalu terbit

Lihatlah laut, ia tak pernah lelah berlari ke pantai

Mengajarkan bahwa kita harus tetap mendekati kebenaran

Seperti mentari yang terbit setiap pagi tanpa meminta

Hiduplah untuk memberi, ikhlas tanpa hitungan

Selamat tinggal tahun yang berlalu bersama kenangan

Selamat datang harapan dalam dekapan tahun baru

Bersama Allah, tak ada gelisah yang tak bisa tenang

Karena Dia adalah kekuatan di balik setiap pintu

Tahun baru ini bagai kertas putih menunggu tinta

Menulislah dengan kesucian doa dan iman

Jadikan perjalanan ini seperti sungai yang setia

Mengalir menuju lautan cinta-Nya yang abadi

Ketika malam berakhir dan fajar membuka tirai

Mari kita sambut hari dengan senyum penuh makna

Karena waktu adalah anugerah yang terus berputar

Syukur adalah kunci keabadian rasa bahagia

(Toboali, 31 Desember 2024)

Penulis puisi adalah pengajar SMA Negeri 1 Toboali, Bangka Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun