Di Ambang Waktu Bergulir
Ahmad Gusairi
Malam berbalut jubah hitam berhiaskan taburan bintang
Waktu bagai perahu menyusuri sungai takbertepi
Di tepi sunyi, gema detik menyambut pergantian
Menutur kisah setahun penuh rahmat Ilahi
Roda musim terus berputar, jejaknya melukis tanah
Pagi yang dingin telah kita lalui dalam sujud
Mentari terbit dan tenggelam dengan janji berkah
Tiada hari berlalu tanpa karunia yang berlipat
Angin berbisik di antara daun-daun berjatuhan
Mengingatkan tentang harapan tak boleh padam
Setiap badai yang menerjang adalah pesan
Bahwa Allah dekat, memberikan jalan dalam kelam
Air mata mengalir, membersihkan keruh jiwa
Seperti hujan yang meresap ke bumi gersang
Dalam doa kita tanam benih asa
Membiarkan-Nya menumbuhkan bunga dalam ladang
Bukit dan lembah menjadi guru perjalanan
Mengajarkan bahwa tinggi rendahnya hidup milik-Nya
Tiada yang abadi, semua adalah persinggahan
Kecuali cinta dan rahmat-Nya selalu abadi
Di ujung tahun, gema takbir dalam hati menyeruak
Syukur kita titipkan pada angin malam
Dengan iman, luka tahun lalu tak lagi berkarat
Menjadi kenangan, penopang langkah jadi mantap
Wahai tahun baru menanti di cakrawala
Bawalah cahaya matahari lebih terang
Biarkan mimpi dan doa menembus asa
Bersama rahmat-Nya, jalan kita pasti lapang
Keberanian seperti elang mengepakkan sayap
Melintasi kabut dan badai tanpa ragu
Hati kita bagaikan tanah subur tempat harapan berlabuh
Mengakar kuat meski angin ujian mengganggu
Waktu melangkah dengan irama tak tergesa
Seperti penari menghormati setiap momen
Jadikanlah tahun ini pelita di tengah gulita
Penerang dalam perjalanan menuju keridhaan
Wahai hati, jangan enggan menjadi baja
Ditempa cobaan agar bertambah kuat
Setiap langkah di depan adalah titian surga
Jika sabar dan syukur selalu mengiringi umat
Pohon-pohon doa berdiri tegak di malam hening
Menawarkan buah-buah ketenangan untuk dipetik
Harapan menyala seperti lentera kecil berpijar
Dalam janji langit, rahmat-Nya selalu terbit
Lihatlah laut, ia tak pernah lelah berlari ke pantai
Mengajarkan bahwa kita harus tetap mendekati kebenaran
Seperti mentari yang terbit setiap pagi tanpa meminta
Hiduplah untuk memberi, ikhlas tanpa hitungan
Selamat tinggal tahun yang berlalu bersama kenangan
Selamat datang harapan dalam dekapan tahun baru
Bersama Allah, tak ada gelisah yang tak bisa tenang
Karena Dia adalah kekuatan di balik setiap pintu
Tahun baru ini bagai kertas putih menunggu tinta
Menulislah dengan kesucian doa dan iman
Jadikan perjalanan ini seperti sungai yang setia
Mengalir menuju lautan cinta-Nya yang abadi
Ketika malam berakhir dan fajar membuka tirai
Mari kita sambut hari dengan senyum penuh makna
Karena waktu adalah anugerah yang terus berputar
Syukur adalah kunci keabadian rasa bahagia
(Toboali, 31 Desember 2024)
Penulis puisi adalah pengajar SMA Negeri 1 Toboali, Bangka Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H