Mohon tunggu...
Cikgu Agus Channel
Cikgu Agus Channel Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Membaca & Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Terbentuk Dari Keterbatasan (Bagian 4)

24 Desember 2024   15:24 Diperbarui: 24 Desember 2024   15:24 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

TERBENTUK DARI KETERBATASAN 

(Bagian 4)

Juki

Setelah lulus SMA, aku mengikuti berbagai seminar dan workshop tentang persiapan beasiswa. Aku belajar cara menulis esai yang baik, mempersiapkan diri untuk wawancara, dan melengkapi berbagai dokumen yang diperlukan. Salah satu beasiswa yang paling aku incar adalah beasiswa Bidikmisi dari pemerintah. Beasiswa ini khusus untuk siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, dan mencakup biaya kuliah serta biaya hidup.

      Setiap hari, aku berlatih menulis esai tentang diri sendiri, motivasi, dan rencana masa depan. Aku menulis dan menulis ulang hingga puluhan kali, meminta pendapat dari guru dan teman-teman untuk memperbaiki setiap kata dan kalimat. Esai ini harus mencerminkan tekadku yang kuat untuk menjadi dokter dan bagaimana aku akan berkontribusi bagi masyarakat jika berhasil meraih cita-citaku.

      Selain itu, aku juga mempersiapkan berbagai dokumen pendukung seperti rapor, sertifikat prestasi, dan surat rekomendasi dari kepala sekolah. Aku meminta bantuan Pak Arman dan Bu Maria untuk menulis surat rekomendasi, dan mereka dengan senang hati melakukannya. Mereka menulis tentang dedikasi dan kerja keras yang telah aku tunjukkan selama bersekolah, serta potensi besar yang mereka lihat dalam diriku.

Setelah semua persiapan selesai, aku mengirimkan berkas-berkas lamaran beasiswa ke berbagai lembaga. Setiap kali mengirimkan lamaran, aku selalu berdoa agar diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Menunggu pengumuman hasil seleksi adalah saat-saat yang penuh ketegangan. Aku selalu merasa cemas dan berharap yang terbaik.

     Salah satu momen paling menegangkan adalah ketika aku mendapat panggilan untuk wawancara beasiswa Bidikmisi. Wawancara ini adalah tahap penting dalam proses seleksi, dan aku harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Aku membaca berbagai referensi tentang teknik wawancara, dan berlatih dengan teman-teman serta guru-guru di sekolah. Pada hari wawancara, aku berusaha tampil tenang dan percaya diri. Aku menceritakan tentang latar belakang keluargaku, impianku menjadi dokter, dan bagaimana aku berencana untuk membantu masyarakat di desaku jika berhasil meraih cita-citaku. Tim pewawancara mendengarkan dengan seksama dan memberikan beberapa pertanyaan yang aku jawab dengan jujur dan penuh keyakinan.

     Setelah wawancara selesai, aku merasa lega namun juga semakin cemas menunggu hasilnya. Hari-hari berlalu dengan penuh kecemasan, hingga akhirnya hari pengumuman tiba. Aku membuka laman resmi beasiswa dengan tangan gemetar dan penuh harap. Ketika melihat namaku tercantum sebagai salah satu penerima beasiswa, air mata kebahagiaan langsung mengalir di pipiku. Aku berlari ke rumah dan memberitahukan kabar gembira ini kepada ayah dan ibu. Mereka memelukku dengan bangga dan terharu. "Ini adalah hasil dari kerja kerasmu, Nak. Kami sangat bangga padamu," kata ibu sambil mengusap kepalaku dengan lembut.

     Mendapatkan beasiswa Bidikmisi, langkah besar menuju impianku menjadi dokter. Beasiswa ini tidak hanya menanggung biaya kuliah, tetapi juga memberikan uang saku bulanan yang akan sangat membantu kehidupan sehari-hari. Aku merasa sangat bersyukur dan bertekad untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.

     Dengan beasiswa di tangan, aku mendaftar ke fakultas kedokteran di universitas negeri yang terkenal. Proses seleksi masuk universitas juga tidak mudah, namun aku terus berusaha dan belajar dengan tekun. Ketika akhirnya aku diterima sebagai mahasiswa kedokteran, perasaan bangga dan bahagia kembali mengalir dalam diriku. Semua kerja keras dan pengorbanan terasa terbayar lunas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun