Tak lama kemudaian Hp pak Sakiman berbunyi ternyata ada yang mau nganterin tas dan sandal untuk ganti ,sebab dari Sulawesi pak Sakiman memakai sandal jepit warna biru yang sekarang berada di markas kami dengan tanda tangan beliau.Masih banyak cerita kami bersama pak Sakiman sang penjelajah ,namun saya sebagai penulis harus melanjutkan bekerja selain itu, kopi di meja sudah habis ,mungkin akan saya sambung di lain kesmepatan.banyak hal yang dapat kita petik jadikan pelajaran dari pengalaman dari bapak Sakiman tentang bagaimana cara kita untuk mengungkapkan letupan -letupan cinta terhadap Indonesia,bisa dengan memungut sampah ,melakukan penanaman ,saling berbagi cinta sesama anak negeri,tentang sebuah ketegasan ,prinsip dalam menjalani hidup walau godaan terus mendera baik godaan berupa kesakitan hingga kemewahan atau kemudahan.
Terima kasih Juga kepada rekan - rekan Kukar Kreatif dan keluarga saya di Jejak Budaya yang mau meluangkan waktu untuk menemani pak Sakiman selama berada di kota Tenggarong ,kepada pembina jejak budaya Yadhi AGP yg memberkan Ular kesayanganya untuk menjadi teman perjalanan pak Sakiman, serta memberikan bekal sejumlah uang.Semoga Allah SWT Senantiasa memberikan limpahan Rahmad dan Hidayah- Nya untuk kita semua.Buat Pak Sakiman Kami semua salut untuk dedikasi bapak untuk Indonesia dengan melakukan Napak Tilas keliling Indonesia ,Sebagai pesan Moral kepada elite Politik bahwa sesungguhnya bangsa ini belum Merdeka dalam arti yang sesungguhnya.
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penulisan ,berikut saya lampirkan photo -photo ketika rekan -rekan jejak budaya menemani perjalanan di Kota Tenggarong.