Mohon tunggu...
Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Napak Tilas Ir. Soekarno Jalan Kaki

29 Desember 2016   12:14 Diperbarui: 29 Desember 2016   12:23 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak 2 Desember 2014 tepatnya di Tugu Nol Kilometer RI atau biasa disebut Monumen Kilometer Nol .Lokasi tugu ini terletak di areal Hutan Wisata Sabang tepatnya di Desa Iboih Ujong Ba’u, Kecamatan Sukakarya, sekitar 5 km dari Pantai Iboih. Letaknya di sebelah barat kota Sabang sekitar 29 kilometer atau memakan waktu sekitar 40 menit berkendara.Terus perjalanan saya lanjutkan ke banda Aceh

Bengkulu,Jambi,lampung,Banten,Jakarta,JawaTengah,JawaTimur,JawaBarat,Bali,Lombok,Sumbawa,Bima,Flores,Sulawesi,Kalimantan ,Maluku,dan Irian jaya dengan titik akhir di Merauke dengan mengibarkan bendera merah putih yang saya bawa

Apa yang menjadi motivisi atau yang melatar belakangi bapak ehh mas melakukan napak tilas .?

Yah napak tilas seperti apa yang pernah di lakukan oleh Bung Karno di berbagai tempat titik /daerah di Indonesia termasuk di mana sang Proklamator di asingkan atau di buang.Dengan melakukan napak tilas Bung Karno di sertai doa di mana tempat beliau dulu pernah singgah saya mempunyai mimpi dan harapan akan hadirnya kembali sosok figur pemimpin seperti Bung Karno yang mempunyai Visioner tentang Indonesia.Yang bagi saya Indonesia itu sangat melimpah ruah potensi alam maupun kebudayaannya, namun bangsa ini terlena dengan tarian -tarian kemunafikan hingga apa yang di cita -citakan Bung Karno jauh dari apa yang di harapkan beliau . sambil menyeruput kopinya mas Sakiman matanya sejenak menerwang jauh sambil matanya berkaca -kaca,kami yang berada di sekitarnya juga larut dalam suasana.

Tak lama kemudian mas Sakiman melanjutkan ceritanya : Napak Tilas ini juga saya lakukan demi kecintaan saya terhadap Indonesia dengan melihat secara langsung keadaan daerah -daerah di Indonesia ,saya juga merasa jenuh /bosan meihat,mendengar elite politik yang ada di pusat maupun yang di daerah yang terus menurus usil satu sama yang lain untuk mencapai memenuhui kelompoknya belaka ,Mbok yooo saling kerja sama Sing Rukun membangun bangsa ini yang di perjuangkan dengan jutaan nyawa dan tetesan darah para pejuang dulu. sambil menyedot rokoknya dalam -dalam.

Maaf kembali, mas nanya nih, bagaimana menghidupi keluarga atau dana untuk melakukan napak tilas ini ..?

Hahahaha kok pakai maaf terus, biasa aja mas sama saya . wah pertanyaan ini yang sedikit senang hehehe .begini saudara -saudaraku semua .kebetulan saya belum laku ,jadi saya belum punya istri apalagi anak ,jadi saya tidak menanggung beban,

Terus bagaimana dengan keluarga mas atau orang tua mungkin.

Saya adalah anak Tunggal dan orang tua saya sudah meninggal,jadi saya merasa gak ada tanggungan ,yaa tanggungan saya adalah menyelesaikan misi ini.

Adakah kendala ketika melakukan napak tilas ini ?

wah banyak sekali ,ketika itu saya baru sampai di daerah Aceh sudah di tangkap GAM (Gerakan Aceh Merdeka ) selama tiga hari ,namun tetap di beri makan hehehe,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun