Mohon tunggu...
Cika Fairuz
Cika Fairuz Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

pathetic not aesthetic

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mutu Buku Indonesia

23 September 2021   21:44 Diperbarui: 23 September 2021   21:57 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika dibandingkan dengan negara lain di Asia, Indonesia bisa dibilang tertinggal jauh dalam hal literasi. Ketertinggalannya Indonesia dalam hal literasi juga bisa disebabkan oleh mutu buku yang ada. 

Menurut saya, mutu buku yang ada di Indonesia kurang bagus. Biasanya karena desain yang membosankan sehingga membuat orang malas untuk membacanya.  

Beberapa orang juga mengatakan bahwa bahasa yang digunakan terlalu ambigu untuk dimengerti. Biasanya banyak anak kurang suka membaca karena buku yang diberi terlalu serius. Karena mindset yang dimiliki anak-anak di Indonesia adalah, jika membaca berarti belajar.

Disamping itu semua ada juga kelebihan yang dimiliki buku Indonesia. Contohnya novel, novel banyak diminati oleh para remaja. Karena biasanya novel mengangkat cerita asmara masa muda. Banyak juga genre lain yang diminati oleh remaja Indonesia. Seperti genre horror/thriller, atau kehidupan sehari-hari. Di Indonesia juga lebih diminati e-book daripada buku dengan bentuk fisik. Karena lebih praktis, dan warga Indonesia biasa dengan ponsel.

Membaca meruapakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mendapat informasi yang ingin disampaikan oleh penulis. Membaca bisa dari berbagai media seperti buku, koran, majalah, media sosial, dan lain-lainnya. Dengan membaca kita juga bisa mendapat hal baru untuk menjadi sebuah pembelajaran yang dapat ditanamkan untuk diri sendiri. Dengan membaca kita juga bisa membuat sebuah inovasi baru yang bermanfaat.

Budaya membaca dan literasi juga bisa mnejadi penunjang majunya suatu negara. Ini sebabnya kita perlu biasa membaca sejak dini. Kita harus terbiasa dikenalkan dengan tulisan, belajar bagaimana cara membaca oleh guru ataupun orang tua. Karena dengan membaca kita dapat mengetahui banyak hal. Membaca adalah jendela dunia.

Di Indonesia terdapat suatu lembaga yang mengurus buku-buku setiap tahunnya. Lembaga itu disebut Komite Buku Nasional (KBN) ang bergerak langsung dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menurut Undang-Undang Nomer 3 tahun 2017, tentang sistem perbukuan, membangun peradaban bangsa dengan pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, informasi, dan hiburan melalui buku yang memuat nilai-nilai dan jati diri bangsa Indonesia yang merupakan upaya memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945. Buku Bermut adalah Buku yang bermutu adalah Buku yang memenuhi standar mutu yang mencangkup isi, penyajian, desain, dan grafika.

Buku bermutu menurut Undang-Undang Sisbuk, adalah buku yang ditulis dan diterbitkan sesuai dengan standar, kaidah, dan kode etik perbukuan. Ada 10 orang yang terlibat dalam pembuatan sebuah buku, yaitu: Penulis, Penerjemah, Penyadur, Editor, Ilustrator, Desainer, Penerbit, Percetak, Toko Buku, dan Pengembang Buku Elektronik.

Buku yang baik(bermutu) menurut Bambang Trimansyah adalah buku yang berdaya. 

Serta memberikan manfaat serta perubahan sebelum dan sesudah membaca buku. Terdapat empat aspek yang ada dalam buku yang bermutu: materi, penyajian, bahasa, serta desain dan grafika. Materi yang disajikan dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan dapat melahirkan inofasi yang berguna.

Dalam bentuk fisik sebuah buku juga diperhatikan keindahan visualisasi seperti: desain cover buku, jenis kertas, jenis tinta, dan lainnya agar membuat para pembaca nyaman. Sebuah bentuk fisik buku sangat berengaruh, terutama bagian cover. Seperti yang disebutkan diawal, cover buku sangat mempengaruhi daya tarik sebuah buku.

Membaca buku sangat penting, terutama buku yang bermutu. Karena buku bermutu ditulis dan dikelola oleh penulis dan penerbit yang bermutu. Maka informasi yang didapat juga pasti bermanfaat. Sebaliknya, jika kita membaca buku yang tidak bermutu, maka kita tidak akan mendapatkan informasi yang kurang tepat. Selain jika di desain tidak sesuai maka kita akan cepat bosan membacanya.

Kita selaku masa depan bangsa harus membiasakan literasi. Literasi yang dilakukan juga tidak sembarangan, kita harus pandai dalam memilih apa yang kita baca. Kita juga harus menyaring informasi yang kita dapat sebelum kita bagikan lagi ke orang lain. Begitu juga buku yang kita baca. Kita harus membaca buku yang bermutu, baik secara fisik ataupun informasi yang terdapat di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun