Lima belas menit metta di depan Kamar Bram.
"Maaf Mba. Ini sudah menjelang pagi. Apa tidak sebaiknya pulang saja dan kembali besok?"
"Tidak bisa , Mas. Bram, iya lelaki penghuni kamar ini sudah menyakiti sahabat saya. Saya ingin bikin perhitungan"
"Tapi dari lepas isya tadi, Mas Bram keluar apartemen ini dan belum kembali sampai sekarang mba"
"Mas ini suruhan Bram?"
"Bukan. Bukan Mba. Saya memang tidak melihat lagi Mas Bram masuk"
Ah sial.
Metta tidak berhasil menemui Bram.
Dengan emosi yang sudah sangat memuncak Metta segera bertolak dari Apartemen Bram.
Angin makin tidak bersahabat.
Hujan makin menggila menuju pagi.
Metta menambah kecepatan mobilnya. Dia khawatir dengan keadaan Dru.
Dari ujung jalan perasaan Metta tidak enak.
"Ada apa ya? Ko hatiku jadi tidak karuan?"
"Dru..."
_____________________
"Mba Metta maaf. Tadi ada laki-laki yang biasa antar Mba Dru kesini. Dan sekarang Mba Dru dibawa ke Rumah Sakit. Katanya takut infeksi lukanya Mba Dru"
"Loh. Bu ko ga kabarin aku sih?"
"Salah ya saya ?"
"Jelas salah. Dru itu terluka ya karena laki-laki itu"
"Aduh maaf Mba, aku kira dia datang diminta Mba Metta. Lagian mba Metta abis darimana? Mba Dru tadi muntah darah Mba"
"Apaaaaa?"
_____________________