Ketika aku sudah memberi cinta, maka akan aku berikan apapun.
Saat orang lain sampaikan tidak ada di dunia ini yang sempurna. Aku coba lakukan. Karena aku yakin sempurna itu ada di dalam kamus kehidupan setiap umat manusia.
Aku pernah jatuh, tapi aku ingat untuk bangun.
Aku pernah hampir lumpuh tapi aku paham bahwa hidup bukan hanya sekadar membenci manusia-manusia yang tak sepaham dengan kita.
Bapak selalu ajarkan hal yang sama, apapun yang terjadi jalani saja dengan baik bahkan pada saat yang sangat tidak kamu harapkan pun jangan pernah berhenti berjalan.
Gila sih, Bapak ini hebat.
Bisa-bisanya disakiti berulang kali bisa tegar berdiri. Bisa-bisanya setelah kesekian kali masih bisa kembangkan senyum.
Andai saja Bapak masih ada, akan aku peluk erat lalu aku sampaikan perjalananku hingga hari ini.
Mungkin aku salah jalan, atau mungkin aku kurang peka dengan hatiku sendiri atau mungkin saja aku tidak meminta izin pada Bapak atau pada Tuhan saat aku memulai jalan baru di setiap tahap kehidupanku.
Kata Bapak, aku itu kuat.
Bahkan saking kuatnya, Bapak sulit sekali mengendalikan aku. Harus dengan penjelasan yang luas untuk meyakinkan aku bisa sepaham dengan Bapak.
Tapi kali ini akhirnya datang juga.
Waktu yang aku tak pernah harapkan datang.
Terik matahari sudah mengingatkan aku untuk diam di rumah. Sekadar mendinginkan kepala, berdoa yang kuat agar Tuhan mengizinkan segala doa dapat tercipta dengan baik.
Banyak hal yang tidak baik terjadi akhir-akhir ini.