Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kutunggu Khatamku dan Khatammu

25 Agustus 2020   00:55 Diperbarui: 25 Agustus 2020   01:01 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

Namun aku kesal melihat Bram.

Sekian lama aku berjuang, menunggu dan mengikuti apa maunya. Jawabannya selalu tidak sesuai dengan harapan.

Dengan alasan masih banyak yang harus dipikirkan, lagi-lagi Bram tidak berani mengambil keputusan untuk menikah denganku.

"Dru, Dru...tunggu. Aku masih mau bicara sama kamu!"
"Sudahlah Bram, mau mengeluarkan busa yang seperti apalagi?"
"Sinis banget kamu Dru, aku mau kamu mengerti saja. Itu saja Dru."
"Iya aku mengerti, bagian mana lagi yang belum aku mengerti?"

"Dengan kamu pergi artinya kamu tidak mau mengerti Dru."

"Eh, Mas Bram, Mbak Dru ini sebentar lagi Kedai ramai, bisa nda ributnya pindah ke ruangan Mas Haryo aja?"

Ya ampun tidak kami sadari kami ribut di depan Tarjo dan Mei. Pasangan macam apa yang ribut tidak tahu tempat.

Sudah terlalu kesal aku dengan Bram, aku saja tidak terlalu yakin mengenai alasan Bram untuk belum menikah denganku.

"Tolong tutup pintunya Dru, aku sudah izin Mas Haryo pakai ruangannya!"

"Mau bicara mengenai apa lagi Bram?"

"Dru, aku sayang sama kamu. Aku masih berdoa yang sama. Aku sedang meminta Tuhan untuk mengetuk hati Ibu agar aku punya kekuatan untuk memperkenalkan kamu ke Ibu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun