Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indonesia, Siapkah Menuju New Normal?

25 Mei 2020   23:57 Diperbarui: 26 Mei 2020   17:30 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

Apakah dengan new normal akan membuat kehidupan Indonesia lebih baik?

Jika Pak Jokowi meminta kita untuk berdamai dengan virus, bukan berarti kita pada akhirnya melonggarkan aktivitas kita seperti sedia kala. Banyak hal yang harus dilakukan baik untuk berdamai dengan Corona juga untuk mengikuti New Normal yang dimaksud. Protokoler kesehatan tetap harus dilakukan.

New Normal akan dibagi dalam beberapa fase, namun pertanyaannya adalah apakah akan langsung diterapkan untuk seluruh lapisan masyarakat atau hanya untuk beberapa bagian saja.

Jika kita fokus pada bagian untuk membangkitkan kembali perekonomian, lalu bagaimana kabar masyarakat Indonesia yang saat ini sedang tidak bekerja, Ibu Rumah Tangga, anak-anak atau lapisan lainnya. Akankah mengikuti new normal? Lalu hal apa yang harus disiapkan?

Terlalu rumitkah bila kita klasifikasikan per bagiannya?.

Seharusnya tidak.

Kita dapat memulai dengan arti dan bagaimana caranya menjalani pola hidup baru ini.

Ingat, tidak semua masyarakat melek teknologi, tidak semua masyarakat mudah untuk memahami istilah-istilah asing, dan tidak semua lapisan masyarakat paham untuk melakukannya.

Maka ketika banyak perdebatan di masyarakat, sangat wajar. Anggap saja mereka tak paham dan tidak ada orang yang memberikan pemahaman.

Perlengkapan Kesehatan

Masker dan Hand sanitizer menjadi benda wajib memiliki untuk semua lapisan masyarakat. Tak terkecuali. Lalu apa yang sudah pemerintah lakukan untuk masyarakat.
Di beberapa kasus, sudah mulai terlihat ada pembagian masker dan hand sanitizer (yang kemudian berganti menjadi sabun, karena mencuci tangan dengan air mengalir jauh lebih baik). Sampai di sini selesai?. Tentu tidak. Saya ambil kasus di daerah saya sendiri. Banyak kok yang enggan menggunakan masker. Dengan alasan harga yang mahal (kala itu), pembagiam hanya 1 pcs/orang, dibagi secara acak dan menurut mereka yang penting ada dokumentasi bahwa masker sudah diterima oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun