Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Bertadabur Quran Denganmu

9 Mei 2020   21:31 Diperbarui: 9 Mei 2020   21:29 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Perempuan iblis. Menyesal aku telah menikahimu. Tak ada satupun ajaran Islam melekat pada tubuhmu. Kau gadang-gadang aku untuk memeluk Islam, namun rupanya kau tak lebih dari seekor binatang jalang yang tak berhak memiliki label dari agama manapun."

"Bodo, terserah. Emang gue pikirin."

"Ayah, masih ada rumah si mbok untuk kita menginap". Lagi-lagi senyum Hawa tergambar jelas pada Lintang.

"Pak, uang yang bapak kirim setiap bulan si mbok sisihkan. Si Mbok punya rumah di Bogor, kecil sih tapi Lintang suka kalau menginap di rumah si mbok."
"Mbok Yati punya rumah?. Dari uang yang aku kirim untuk Lintang?"

"Iyaaa, habis ngirimnya kegedean. Itu rumah Lintang. Kita kesana saja yu Pak!"

Kutinggalkan Sasti, kutinggalkan kemewahan yang mengabur.

Tuhan masih memberi darah lewat Lintang. Maafkan ayah yang sibuk dengan dunia ayah sendiri.

Perjalananan Jakarta menuju Tenjolaya Bogor hanya 2 jam saja. Maklum kami menyewa mobil yang jauh dari kata keren. Sesekali mobil berjalan ndut-ndutan.

Dalam diam di antara Sasti dan Mbok Yati, aku bersyukur pada-Mu.

"Taraaaaa, sampai kita di Rumah Lintang." Sumringah Lintang menyambut kehiduan baru kami.

"Kamu bahagia banget sayang, sering ke sini sama si mbok?"
"Iya dong, kalau aku mumet biasanya si Mbok nelpon Pak Udin untuk antar kami ke sini. Aku dimanjain sama si mbok. Aku happy Ayah."
"Kok ayah ga tau kalau kamu sering ke sini?"
"Kan ayah sibuk sama pekerjaan ayah, sibuk sama ibu Sasti". Lintang merekahkan senyumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun