"Hallo, para gadis manis. Duduk di sini yuk!" Dokter Boy mempersilakan kedua wanita tersebut.
"Ini minum untuk Eci dan ini minum untuk Menul"
"Boy, kamu bawa apa untuk aku?"
"Aku bawa boneka untuk Eci."
"Asik, terima kasih ya. Eh tapi, bukannya kamu menyukai Menul. Kenapa kamu bawa boneka untuk aku?"
"Untuk Menul aku bawa setangkai Mawar. Ini kesukaan Menul kan?"
Menul tersipu malu. Dia rapikan rambut panjangnya. Dia berkaca kembali.
"Boy, aku dulu ya. Aku ingin cepat sehat."
"Ah, aku dulu ya. Menul kamu bersabar lah sebentar."
Terlihat Boy kesulitan. Dia harus bisa pastikan Menul dan Eci bahagia. Terlalu lama mereka di kelas. Rupanya kehadiran Rio sangat mengganggu pikiran Eci dan Menul.
Kami tak bisa gantikan perawat untuk Eci dan Menul. Hanya Boy yang bisa membuat mereka mau minum obat dan makan.
Untungnya Boy sangat sabar. Dan aku tak pernah cemburu pada mereka.
Aku tak mau cemburuku membabi buta, seperti yang dilakukan Eci pada Menul.
"Sebentar Dok, Eci itu sebetulnya siapa?". Kenapa Eci cemburu pada Menul?"
Dokter Meli tertawa. Matanya dibiarkan memandang Eci, Boy dan Menul.