Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek Elevated II

15 Desember 2019   15:17 Diperbarui: 15 Desember 2019   15:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Ini dia, akhirnya rilis juga Jalan Tol Jakarta Cikampek Elevated II alias JAPEK.

Jalan Tol yang diresmikan oleh Bapak Presiden tanggal 13 Desember 2019 ini merupakan berita yang sangat menggembirakan bagi pengguna Jala Tol khususnya yang rutin bolak balik menggunakan akses Jalan Tol Jakarta-Bandung.

Dalam satu tahun ini saya paling tidak suka kalau sudah bertemu Hari Jumat untuk melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung, bagaimana tidak perjalanan yang semestinya hanya makan waktu 3 jam saja, bisa sampai 5 jam untuk sampai Gerbang Tol Pasteur bahkan pernah saya ambil jadwal travel jam 18.00 menggunakan Travel dan sampai Bandung tepat di adzan Shubuh jam 04.30 esok harinya.

Sedih ga?

Ya sedih banget, sebagai pekerja yang LDR an sama anak-anak, jadwal pulang merupakan jadwal penting untuk bisa menyambangi Bandung, karena bagaimanapun anak-anak harus ditengokin walau cuma 3 hari. Dan perjalanan yang berjam-jam itu sangat mengganggu, sangat tidak nyaman dan pada akhirnya mengeluh dan menggerutu.

Apalagi kalau sudah bertemu hari Senin, pesan travel bukan ide bagus karena Senin kita berpacu waktu lebih gila lagi. Maka mau tidak mau saya harus pesan tiket kereta api perjalanan Bandung-Jakarta. Karena dengan menggunakan kereta, durasi perjalanan lebih jelas, paling aga molor ketika kita nyambung menggunakan KRL dan kita ga kebagian masuk saking penuh dan berdesakannya. 

Untuk diketahui jeda waktu pesan tiket kereta pun tidak bisa mendadak, kalau mendadak dijamin tidak akan dapat. Kita harus pesan 30 hari sebelumnya dan harus ambil yang jam 4 pagi agar sampai Jatinegara atau Gambir Jam 07.20 kurang lebih, maka jam 2 pagi saya harus sudah siap-siap menyiapkan segala alat perang untuk saya dan anak-anak, dan yang paling penting jangan sampai ketinggalan kereta.

Jujur, walaupun kesalnya minta ampun ga sampai menggugat Pakde. Karena paham betul kemacetan ini diakibatkan oleh apa dan untuk apa macet ini dibuat. Apalagi menggugat Tuhan, ealah nda mungkin toh.

Dan hari ini sebetulnya bukan jadwalku untuk mengikuti alur Jakarta-Bandung, karena penasaran dengan resmi dibukanya Japek maka saya ambil waktu sisa di Jakarta untuk sekedar jalan-jalan dan sengaja pulang di hari ini, Tanggal 15 Desember 2019 untuk meluapkan penasaran dan bahagianya melihat jalan tol kosong.

Berangkat dari Cikunir Jam 13.15, jalanan sudah mulai ramai tidak kosong melompong. Yakin semua yang memang punya rencana untuk jalan-jalan,  penasaran menjajal si Japek ini. 

Enak banget ngelewatinnya. Jalan tol layang ini konon merupakan jalan tol layang terpanjang di Indonesia yang memiliki panjang 36.4 kilometer yang menghubungkan Jakarta-Cikampek dari Cikunir ke Karawang Barat.

Benar saja, jam 13.45 saya sudah sampai di KM 52, 30 menit saja sudah sampai di sini. Biasanya saya perlu 3 jam untuk perjalanan dari TB Simatupang sampai ke Cikarang, bisa menghabisakan 1 novel, sebotol kopi dan satu bungkus cemilan, kemudian tertidur sebentar dan saat buka mata masih saja di Cikarang. Oalah ribet bos....

Dulu disiapkan jalan tol adalah untuk memudahkan dan membuat perjalana penggunanya menjadi lebih cepat mencapai tujuan. Sekarang boro-boro ingin cepat sampai rumah, ingin cepat sampai Rest Area aja lamanya minta ampun. Apalagi kalau sudah kebelit pipis, nahannya aja bikin meringis, mau teriak ga bisa, mau turun masa iya. Tidak ada alternatif lain selain menahan dan berdoa ga sampai ngompol.

Yang paling menyedihkan adalah saat sudah terjebak macet di jalan tol adalah kalau bertemu dengan pedagang asongan.

Gini lo, di Jalan Tol tidak ada lampu lalu lintas karena semua jalan dibuat lempeng alias lurus. Jelas sekali tujuan dibuat jalan tol ini bukan?.

Nah ketika tiba-tiba ada pedagang asongan, feel langsung ga enak. "Ini macet pasti lama banget, inisiatif tinggi ini pedagang asongan untuk menawarkan dagangannya agar yang haus ga kehausan, agar yang lapar ga kelaparan. Pertanyaannya, memang boleh ya di Jalan Tol ada yang menawarkan atau menjajakan dagangan? Ko Jadi seperti di jalan reguler saja.

Tidak bermaksud mengecilkan para pedagang, hanya ingin tahu saja, apa boleh atau tidak?.

Sebenarnya masih untung hanya pedagang asongan yang menjajakan air mineral atau sekedar snack atau kacang dan buah-buah kecil. Yang ngeri itu kalau tiba-tiba ada pedagang nasi goreng menawarkan menunya dan kita diminta memilih mau dibuatkan apa. Kalau sampai begini maka bisa dipastikan bahwa kemacetan akan memakan waktu berhari-hari, ealah jangan sampai la yah. Kebayang ribetnya, pesan di KM 52 lalu pesanan diantar di KM 54 dan piring kotor diambil di KM 56 hahaha.

Taraaaa, KM 57 adalah rest area pertama saat kita keluar dari Jalan Tol Layang ini, so sedikit rehat saya coba cerita sedikit di sini. 

Ingin bilang Terima Kasih kepada Bapak Presiden dan jajarannya serta semua pihak yang terlibat. Bahwa kami sangat terbantu sekali dengan diresmikannya Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek. Sebentar lagi Kereta Cepat Jakarta Bandung pun akan segera hadir. Bahagia pa saya dengarnya. 

Semoga Indonesia semakin maju, dan ingat kita sebagai warga Indonesia yang baik pun harus menyumbang kemampuan kita agar Indonesia semakin maju. Jangan demo terus, jangan ngeluh terus mending berdoa dan bekerja yang benar saja. 

Untuk kita dan Indonesia...

Selamat Menikmati Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek Elevated II.

#KM57
#JapekIndonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun