Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alasan Pasangan Memberikan Bunga

6 September 2018   00:06 Diperbarui: 6 September 2018   00:12 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berabad-abad lamanya, kebiasaan pasangan dalam memberikan bunga sudah dimulai. Sampai detik ini, tradisi ini masih berlangsung. Bunga seakan-akan banyak memberikan simbol yang dapat digunakan pasangan dalam mencurahkan isi hatinya, ada pula yang mempercayai bahwa bunga pertanda indahnya jalinan cinta yang di rajut.

Bunga dengan berbagai bentuk, warna dan harum yang berbeda, semakin menjadikan bunga ada pada posisi tertinggi dalam hal memberikan sang terkasih sebuah hadiah atau bahkan sudah masuk dalam kategori surprise tools bagi beberapa bagian orang . Kepiawaian sang florist turut mempengaruhi tingkat penggunaan dari bunga itu sendiri.  Dari mulai membentuk bucket bunga, pilihan warna dan jenis bunga, sampai disesuaikan dengan karakter sang penerima bunga.

Sebuah hal yang wajar, saat seorang kekasih atau pasangan memberikan bunga dengan tujuannya masing-masing. Namun seiring dengan waktu dan banyak moment yang dialami, menimbulkan keingintahuan yang lebih tentang alasan utama pemberian bunga ini.

Dari beberapa informasi diperoleh bahwa dengan Bunga bisa mengatakan banyak hal, kemudian  dengan bunga pula mampu mengisyaratkan baik atau buruknya suatu hubungan.

Entah pendapat ini darimana, namun yang pasti saya pribadi tidak terlalu suka bunga, buat saya bunga malah mengisyaratkan sedikit kebohongan, bahkan dengan bunga pula sampai ada yang pura-pura menjadi pemuja untuk dirinya sendiri karena dengan mendapat bunga, seakan-akan ada seseorang diluar sana yang sedang menaruh hati dan dikatakan lewat bunga, ironis sekali.

Sedikit survey saya lakukan, dari simple survey one by one, lau saya coba masuk ke IG story dengan menggunakan "say something" menu dan saya buka littlet class hanya untuk sekedar berbagi pengalaman yang tentunya harus dijawab dengan jujur yang sejujur-jujurnya.

1. Membuktikan Tanda Cinta

Ini survey tertinggi, dan dijawab oleh 90% wanita. Pertanyaan saya ajukan pada setiap pasangan, dan jawaban diakuisisi oleh sang perempuan, dengan persepsi yang disampaikan adalah, "Bunga itu mahal (kalo yang bucket mungkin ya), jadi dengan memberikan bunga, saya yakin pacar saya sayang, karena sudah berkorban mengeluarkan uang hanya untuk bunga yang besok lusa juga mati"

Saya cek harga terbawah untuk bucket bunga dengan tampilan lumayan kece ada di kisaran Rp.350.000-Rp.500.000. Untuk kantong mahasiswa atau pelajar mungkin harus sedikit ngakal dengan menyisihkan uang jajan atau sedikit uniko (usaha nipu kolot _ Basa Sunda), wow memang sangat berkorban ya, mengisi perut terlupakan agar sang terkasih dapat tersenyum lebar. Untuk ukuran pekerja saya kira, masih masuk kategori mahal, karena sebanding dengan 10 hari makan siang, atau 10 gelas kopi tubruk sudah plus makanan pendamping. 

Jadi ketika pertanyaan dilontarkan, wajah laki-laki aga mesem menelan ludah. Yang ikhlas mengeluarkan uang sebesar itu hanya 5% saja, sisanya adalah "saya juga ga ngerti ko mau beliin bunga"

Dalam hal ini, saya coba perdalam arti cinta yang tidak akan cukup saya ungkapkan sehari semalam. Kembali ke persepsi masing-masing, yang saya ingin ingatkan, Berbagi cinta lah dengan logika, karena yang membuat anda melakukan banyak hal tidak penting adalah LOGIKA yang sedikit menghilang, sehingga apa saja menjadi benar. Bukan kah cinta yang baik harus dilakukan dalam keadaan yang sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun