Mohon tunggu...
Angga Septianto
Angga Septianto Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Professional Commercial Person. A Moderate and Casual Stock Investor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebingungan Menolak Ahok

25 Juni 2016   13:26 Diperbarui: 25 Juni 2016   14:00 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa tidak kenal ahok? Pemimpin yang saat ini hampir selalu menghiasi pemberitaan setiap lini massa. Sikapnya yang ceplas-ceplos dan gaya kepemimpinannya yang berbeda dari kebanyakan pemimpin lainnya membuatnya menjadi magnet pemberitaan. Harus diakui Ahok memang sosok yang menarik untuk dijadikan magnet pemberitaan.

Berkat sikap dan gaya kepemimpinanya pula lah ia mampu membuat sebagian orang untuk berdiri dibelakangnya mendukung setiap kebijakan dan peraturan yang dibuatnya. Berkat sikap dan gaya kepemimpinanya pula lah tidak jarang membuat sebagian orang menghujat dan mengkritik peraturan dan kebijakan yang dibuatnya.  

Ahok bukanlah dewa, dia hanya manusia biasa. Seperti halnya manusia pada umumnya tentu ia tidak hanya memiliki pendukung setia yang mendukungnya tapi juga memiliki haters atau orang-orang yang tidak menyukai segala tindak tanduknya.

Kesalahan dan kekhilafan tentu tidak bisa lepas dari diri Ahok sebagai seorang pemimpin dan manusia biasa. Tapi mencari-cari kesalahan dan mengoreknya hingga mematikan nalar tentu tidak dapat dibenarkan. Apalagi dengan tujuan untuk menjatuhkan pribadi Ahok sebagai pemimpin yang memiliki integritas bagi pendukungnya dan masyarakat yang dipimpinnya.

Gaya kepemimpinan Ahok yang tegas dan tidak pandang bulu menindak segala bentuk kesalahan guna membuat Jakarta menjadi lebih baik dan manusiawi membuat sebagian orang yang berada dibawah kepemimpinan dan pemerintahannya ketar-ketir hingga tidak nyaman dibuatnya. Khusunya bagi mereka yang tidak menyukai segala kebijakan dan peraturan yang dibuat oleh Ahok

Karenanya wacana untuk menyingkirkan dan menghalangi Ahok dalam pemilihan daerah periode berikutnya menjadi salah satu wacana penting yang disuarakan terutama bagi para haters sang Gubernur tersebut. Latar belakang Ahok yang berasal dari golongan minoritas di Indonesia membuatnya mudah sekali diserang isu-isu terkait sara.

Tapi sekali lagi, prestasi Ahok dalam menangani setiap permasalahan yang ada di Ibukota membuat isu-isu semacam itu tidak membuat popularitas serta elektabilitasnya menurun dihadapan para pendukung dan warganya. Ahok memang harus diakui bahwa dirinya adalah tipikal pemimpin yang tidak memusingkan citra atau pandangan orang terhadap setiap kebijakan yang dibuatnya. Baginya yang terpenting hanyalah bekerja untuk membenahi Jakarta menjadi lebih baik.

Sebab hal tersebutlah kini para penentang Ahok seperti kehilangan akal untuk menurunkan elektabilitasnya dihadapan para pendukung dan simpatisan Ahok. Mereka seakan kehabisan isu untuk dilemparkan guna menurunkan elektabilitas Sang Gubernur.

Mereka mencari-cari kesalahan Sang Gubernur mengoreknya hingga dalam hanya untuk menjatuhkannya di Pilkada berikutnya, hingga seakan mereka mematikan nalarnya sendiri. Contoh nyata adalah kasus Sumber Waras. Kasus yang oleh KPK sendiri dinyatakan bersih dari unsur KKN oleh para penentang Ahok dijadikan sarana untuk menjegalnya di Pilkada mendatang.

Mereka ngotot dan menuntut KPK untuk menjadikan Ahok tersangka dalam kasus yang sebelumnya dinyatakan bersih dan tidak mengandung unsur tindak pidana. Aneh bukan? Suatu golongan memaksa suatu lembaga Negara untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka berdasarkan dugaan terhadap kejahatan yang dibuat-buat atau dalam hal ini kebencian terhadap suatu tokoh.

Ahok memang hebat. Pekerjaannya memimpin Jakarta mampu membuat para haters atau pembencinya kehilangan nalar dan akal untuk menjatuhkannya. Melihat sulitnya menjatuhkan citra pribadi Ahok kini para penentangnya mulai menyasar kepada mereka yang memasang badan untuk Ahok maju di Pilkada mendatang atau yang lebih dikenal sebagai Teman Ahok.

Kelompok atau sekumpulan anak muda yang mendukung Ahok untuk maju di Pilkada mendatang melalui jalur independen ini, kini juga menjadi sasaran berbagai fitnah serta isu-isu yang memojokkan lainnya. Mulai dari fitnah yang ditunjukan buat perseorangan hingga menyasar ke kelompok Teman Ahok.

Lucu memang, mereka kelompok anti-Ahok sepertinya sudah kehabisan cara dan amunisi untuk menjegal sang gubernur untuk maju dalam Pilkada mendatang. Sehingga bagi kelompok anti-Ahok ini siapapun orang atau kelompok yang terlihat mendukung Ahok untuk maju di Pilkada mendatang juga harus disingkirkan.

Satu contoh saja, sudah berapa kali foto yang ditunjukan untuk menyudutkan salah satu founder dari teman ahok Amalia Ayuningtyas yang diedit dengan capture-capture bahwa dirinya sebagai misionaris dari gereja. Bagaimana dengan founder-founder teman ahok lainnya? Ah sudah tidak bisa dihitung.

Yang terakhir dan belakangan santer isu yang dihembuskan oleh kelompok anti-Ahok adalah isu dugaan aliran dana sebesar 30 miliar yang mengalir ke Teman Ahok dan belum lagi ditambah pengakuan-pengakuan menyudutkan dari beberapa orang mantan anggota Teman Ahok.  

Sepertinya hal-hal seperti ini akan terus ramai menghiasi media pemberitaan selama Ahok memutuskan untuk tetap maju sebagai salah satu calon kuat pemimpin DKI Jakarta dalam periode berikutnya.

Dan untuk kelompok anti-Ahok sepertinya mereka pun tidak akan pernah bosan untuk terus menggulirkan isu-isu untuk memojokkan Ahok dan para pendukungnya. Melihat posisi Ahok yang masih cukup kuat diantara para kandidat lainnya tentu cara seperti inilah yang paling mudah untuk menjegal langkahnya maju dalam pilkada periode mendatang.

Jadi jangan heran kalau kedepannya akan muncul lagi bahkan lebih banyak isu-isu atau berita-berita yang memojokkan Ahok dan para pendukungnya. Hal itu semata karena kelompok anti-Ahok ini sedang dalam masa kebingungan dan kegalauan maksimal untuk menggagalkan rencana Ahok maju dalam Pilkada berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun