*****
Jadi para guru yang sudah kadung gagap IT harus bagaimana?
Ya mau tidak mau harus berlari laju. Mengejar ketertinggalan. Kalau siswa saja dipaksa untuk memahami sesuatu yang semula mereka tidak tahu dan tidak mengerti, maka jangan kalah sama siswa.
Sementara pembelajaran menggunakan perangkat yang dikuasai. Kalau menggunakan google class room masih meraba-raba, mending menggunakan WA saja. Toh menggunakan WA bisa juga membagi file, membagi video, tanya jawab dan seterusnya.
Soal tugas dan latihan bisa dikumpulkan lewat japri. Sama saja mereka jika ingin saling contek dengan aplikasi apa saja tetap bisa saling contek. Bisa juga pekerjaannya dikerjakan oleh orangtua dan kakak serta paman mereka.
Jadi yang penting pembelajaran bisa berlangsung dengan cara paling mudah membuat grup WA per kelas. Setiap guru mapel ada dalam kelas tersebut. Sehingga pada jam berapa, kelas berapa, siswa sedang mendapat tugas mapel apa. Agar tidak terjadi tumpang tindih tugas yang sangat memberatkan siswa.
Selanjutnya guru secara marathon mempelajari aplikasi pembelajaran yang telah direkomendasikan Dinas Pendidikan.
Jadi kalau yang seharusnya proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan mudah dan dengan aktif memantau siswa pada pembelajaran agar tidak banyak waktu terbuang di tahun ajaran baru ini sebaiknya setiap sekolah segera melengkapi persyaratan pembelajaran yang paling mudah mengakses siswa terlebih dahulu.
Kalau menunggu hingga semua guru di sebuah sekolah bisa membuat video pembelajaran, membuat power point, menguasai google class room, kapan pembelajarannya dimulai. Sementara siswa, guru, kurikulum, dan orangtua berpacu dengan waktu. Salah-salah tak terasa sudah waktunya bagi raport semester ganjil dan pembelajaran belum dimulai.
****
Peran Kepala Sekolah kali ini memang sangat vital. Koordinasi dan tata kelola guru harus benar-benar berdayaguna dan berhasil guna. Terlalu keras kepada guru malah akan memberikan dampak buruk pembelajaran.
Bagaimana pun sistem belajar yang diterapkan sekarang adalah sistem yang baru dikenal oleh sebagian besar guru. Walaupun sejatinya sudah ada ruang guru, kihajar, rumah banjar, dll. Tetap saja tidak dari guru yang terbiasa menggunakan aplikasi tersebut dalam praktik pembelajaran.