Semakin anak aktif maka semakin diperlukan penjagaan yang lebih ketat. Dalam artian membiarkan mereka bergerak dinamis dengan tidak melarang-larangnya. Kebanyakan larangan bagi anak bermain pun kurang bagus bagi perkembangan anak.
Jadi yang penting pengawasan penuh pada anak tetap dilakukan selama anak bermain.
Beberapa tanggapan orangtua terhadap anak yang bermain. Mereka menganggap anak bermain adalah membuang-buang waktu dan mencoba anaknya untuk tidak melakukan aktivitas tersebut.
Ada yang memperbolehkan anaknya bermain dan memberikan kebebasan anak dalam memilih mainan dan permainan yang dimainkan.
Sebagian lain, mereka menganggap pentingnya permainan, selain sekedar memberikan kesibukan pada anak. Mereka membelikan mainan dengan tujuan  agar anak mereka sibuk dengan mainan itu.
Ia akan memainkan, merusak, dan melemparkannya saat sudah lelah bermain. Ia juga akan memamerkan mainannya pada teman-temannya.
Ada juga orangtua yang begitu antusias pada permainan anak. Mereka tidak hanya membelikan mainan tapi juga ikut memperhatikan penggunaannya.
Bila anak mengalami kesulitan dalam menggunakannya, mereka akan segera membantunya.
Anton Semonowich Makarno, seorang pakar pengasuhan anak terkemuka dari Rusia berkata, "Bila seseorang cakap dalam permainan dan bermain di masa kecilnya, ia akan merefleksikan kualitas yang sama dalam kehidupan dewasanya."Â (Rowan Shinashi Kudak hal 130)
William McDougal juga menuliskan, "Sebelum watak itu terwujud dalam aktivitas, bermain dapat merefleksikan kecenderungan pikiran anak." (Rowan Shinashi Kudak hal 132)
Jadi bukan mengekang anak dalam bermain agar mereka selamat dari bahaya yang mungkin akan mengancam dan mencelakainya. Melainkan mengawasi semaksimal mungkin. Dan itu dilakukan oleh seorang ibu.