Beberapa minggu kemudian, si anak mengalami kesulitan buang air besar. Namanya mereka termasuk dalam keluarga yang berada keluarga miskin dan kesadaran kesehatan masih rendah, anak yang tidak bisa buang air besar itu diurutkan kepada tukang urut. Dikira keseleo otot perutnya.
Setelah beberapa kali diurut, perutnya kian bengkak. Dan ternyata kemudian diketahui bahwa si anak telah menelan uang logam. Sehingga ususnya terhalang oleh uang logam tersebut. Dan sudah terlambat. Akhirnya si anak meninggal dunia.
Walaupun sudah takdirnya si anak meninggal karena menelan uang logam, tetap saja penyebabnya adalah kecerobohan dari orangtua mereka.
Demikian juga ketika anak sudah bisa merangkak, tetap saja pengawasan ibu masih harus lebih hati-hati lagi. Anak yang merangkak bisa saja jika di luar pengawasan akan merangkak ke mana pun yang ia mau. Pada saat itu apa pun barang yang menarik perhatiannya akan dijadikan mainan.
Dan lagi-lagi, pertama kali yang dilakukan adalah memasukkan barang tersebut ke dalam mulutnya.
Ada pengalaman unik yang pernah saya temui. Ketika itu saya berkunjung ke salah seorang teman. Kebetulan tetanggaan dengan saya.
Pada saat saya masuk ke dalam rumah, saya dapati anak tetangga saya tersebut sedang duduk sambil meremas-remas obat nyamuk bakar. Mulutnya penuh dengan obat nyamuk bakar tersebut. Berwarna hijau.
Sambil senyam senyum si anak memamerkan keberhasilannya memakan obat nyamuk bakar kepada saya. Begitulah kira-kira dalam hatinya, mungkin.
Padahal saya yang melihat langsung kaget dan sontak berteriak memanggil ibunya yang sedang sibuk mengangkat cucian dari mesin cuci. Si ibu pun akhirnya begitu khawatir atas apa yang menimpa anaknya tersebut. Beruntunglah ensiden itu tidak menyebabkan si anak keracunan.
Tetap saja kelengahan sedikit saja oleh si ibu akan jadi penyebab kecelakaan anaknya ketika bermain.
Tak cukup sampai di situ, ketika anak telah berusia sebelum lima tahun pun pengawasan dan pemantauan terhadap bermain anak tetap harus menjadi perhatian serius.